Ia menyebut uji coba LRT Jabodebek juga sudah mendapatkan rekomendasi safety assessment dari Siemens dan konsultan pengawas proyek pembangunan LRT Jabodebek.
Risal menambahkan, dalam uji coba terbatas nanti, selain menguji coba pengoperasian LRT, juga sekaligus dilakukan uji coba terkait sistem pembayaran dan integrasi antarmoda di masing-masing stasiun yang dilewati.
Baca Juga: Jokowi Sebut Kertajati Bandara Masa Depan, dari Bandung Lewat Tol Cisumdawu cuma 1 Jam
“Kami telah berkoordinasi dengan BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek) dan jajaran Dinas Perhubungan baik di DKI Jakarta, Depok, dan Bekasi terkait dengan penyiapan angkutan lanjutan seperti Bus Transjakarta, Jak Lingko, angkot, KRL, Kereta Cepat, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Rapat itu dihadiri sejumlah stakeholder, di antaranya Kepala Divisi LRT Jabodebek PT KAI Mochamad Purnomosidi, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI John Roberto, perwakilan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Depok dan Bekasi, BPTJ, dan jajaran Ditjen Perkeretaapian Kemenhub.
Sebagai informasi, LRT Jabodebek menggunakan teknologi yang lebih tinggi dari MRT Jakarta ataupun LRT Sumsel, yaitu generasi ke-3 atau GoA Level 3.
Teknologi ini memungkinkan kereta dioperasikan driverless atau tanpa masinis. Namun, di dalam kereta tetap ada petugas train attendant yang akan berjaga untuk situasi darurat.
Baca Juga: Aplikasi Threads Tembus 100 Juta Pengguna Setelah Lima Hari Diluncurkan
Kereta ini juga secara otomatis mampu mengatur jarak antarkereta menjadi lebih dekat dengan tetap konstan menjaga jarak aman. Semua sistem operasi pada LRT Jabodebek sudah diatur pada OCC (Operation Control Center).
LRT Jabodebek juga merupakan karya anak bangsa dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang lebih dari 60 persen, termasuk kereta apinya yang dibuat oleh PT INKA.
Ditargetkan, LRT Jabodebek sudah beroperasi secara komersial pada 18 Agustus 2023 mendatang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.