Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Harga Telur Naik Bisa Picu Inflasi, Mendag Zulhas Buka Opsi Subsidi Jagung

Kompas.tv - 23 Mei 2023, 09:41 WIB
harga-telur-naik-bisa-picu-inflasi-mendag-zulhas-buka-opsi-subsidi-jagung
Pemerintah membuka opsi untuk kembali menyalurkan subsidi jagung agar harga pakan ternak itu terkendali. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, kenaikan harga pakan ternak jadi salah satu penyebab naiknya harga telur ayam ras saat ini. (Sumber: Antara)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

Solusi tersebut antara lain berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dan instansi terkait untuk mempercepat realisasi importasi bahan baku pakan ternak karena terbatasnya stok dalam negeri.

Baca Juga: Harga Telur Ayam Tembus 32 Ribu Rupiah Per Kilogram

"Satgas Pangan turun langsung ke para distributor dan sentra pasar untuk mengecek stabilitas harga dalam rangka menjaga kestabilan bahan pakan ternak, terutama jagung dan bahan pakan yang berasal dari impor," ujarnya.

Kemudian, Satgas Pangan Polri juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk memastikan kelancaran distribusi transportasi atau angkut terhadap bahan pakan ternak ke peternakan dan peternak ayam petelur ke konsumen.

"Satgas Pangan berupaya memangkas rantai distribusi yang bertujuan untuk mengurangi margin harga, sehingga harga di tingkat konsumen stabil sesuai dengan harga acuan yang ditetapkan oleh pemerintah," ujar Whisnu. 

Sejumlah pemerintah daerah melakukan operasi pasar untuk memberikan harga telur yang lebih murah. 

Seperti yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur, yang menggelar operasi pasar telur ayam ras dan beras di pasar tradisional dengan menggandeng PT Perusahaan Perdagangan Indonesia atau PT PPI (Persero).

Analis Perdagangan Ahli Muda Dinas Perdagangan Kota Madiun, Tri Prasetyaningrum mengatakan kegiatan operasi pasar beras dan telur ayam ras itu perlu dilakukan karena dua komoditas itu menjadi salah satu pemicu inflasi.

Baca Juga: Kepuasan Publik Terhadap Jokowi-Maruf Naik, Tapi Pengangguran Masih Jadi PR

"Ada batasan untuk warga yang ingin beli beras, yakni maksimal satu kemasan berisi 5 kilogram, sementara untuk telur maksimal 1 kilogram," ujar Tri seperti dikutip Antara. 

Beras yang dijual di kegiatan OP tersebut dihargai Rp10.900 per kilogram, sementara harga beras medium di pasaran saat ini mencapai Rp12.000 per kilogram. Sedangkan, untuk telur dihargai Rp28.000 per kilogram dari harga pasar kisaran Rp30.000-Rp31.000 per kilogram.


 

Menurut dia, operasi pasar akan terus dilakukan selama harga belum stabil karena beras dan telur merupakan kebutuhan primer yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari.

"Kami menunggu harga pasar. Ketika sudah stabil sesuai aturan Bapanas, operasi pasar akan selesai," ujarnya.

Supervisor Komersial PT PPI Zainudin Oky Wijaya mengatakan dalam sehari pihaknya menyediakan beras sebanyak 500 kilogram dan telur ayam ras sebanyak 100 kilogram untuk kegiatan OP tersebut.

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Kepuasan Publik terhadap Kinerja Penegakan Hukum Paling Rendah

"Itu tergantung pembelian masing-masing masyarakat. Jika habis, kami tambah lagi stoknya untuk OP," kata Zainudin Oky.

Ia juga menegaskan bahwa OP akan terus digelar guna menekan harga beras dan telur yang masih tinggi di pasaran.

"Selama harga di pasaran masih tinggi, kami bersama Dinas Perdagangan akan terus menggelar operasi pasar," katanya.




Sumber : Kompas TV, Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x