JAKARTA, KOMPAS.TV - Toko Buku Gunung Agung akan menutup seluruh gerainya di Indonesia pada akhir tahun ini. Hal tersebut dilakukan saat Toko Buku Gunung Agung memasuki usia 70 tahun, karena sudah ada sejak 1953.
Selama puluhan tahun berdiri, keberadaan toko buku yang biasanya ada di dalam mal itu, sudah melekat pada konsumennya.
Di kolom komentar Instagram Gunung Agung, banyak warganet yang menyayangkan rencana penutupan seluruh gerai seperti dikutip pada Senin (22/5/2023).
"Yg di sency sama Margo city jgn tutup pliss, bismillah bs bertahan," tulis akun @rezanafeeza.
"what a loss... gunung agung selalu jadi tempatku mampir setiap ke mall hope for the best..," kata akun @nabillaalyaa.
"sedih... Byk kenangan jaman kuliah nyari buku disini... terimakasih sdh pernah hadir mencerdaskan bangsa," ujar akun @indiraina82.
Baca Juga: Terus Merugi, Toko Buku Gunung Agung Akan Tutup Seluruh Gerai Akhir 2023
"jam Waktu sd idh paling keren klo belanja buku di gunung agung kenangan indah masa2 sekolah terima kasih," kata @desy_niy.
"Arghh Makasih bgt Gunung Agung telah mewarnai dan menemani masa kecil kami. Cuma baca disana ajah udh seneng bgt," sebut akun @ilhamajeee.
"Terima kasih toko buku Gunung Agung, khususnya yang Kwitang. Kenangan masa kecil bareng almarhum ibu, beli buku disini tempatnya luas dan adem, kalo ga aalah lantai 2. Abis beli komik donald bebek atau majalah bobo, baliknya dibeliin tahu isi semacam bakwan malang yang ada di bawah," tutur akun @jendralgatotsubroto.
Mengutip dari Kontan.co.id, Toko Buku Gunung Agung didirikan pada 1953 oleh Tjio Wie Tay atau juga dikenal dengan Haji Masagung. Toko Buku Gunung Agung dimulai dari kios sederhana yang menjual buku, surat kabar, dan majalah dengan nama Thay San Kongsie.
Saat bisnis penjualan buku dan surat kabarnya semakin tumbuh besar, Haji Masagung kemudian mendirikan Firma Gunung Agung yang lini bisnis utamanya adalah importir buku dari luar negeri.
Usaha lainnya Firma Gunung Agung adalah menjadi penerbit buku. Bisnisnya terus membesar, ia bahkan mendirikan Toko Buku Gunung Agung di Kwitang Jakarta Pusat dalam satu bangunan besar empat lantai.
Kepiawaian Haji Masagung dalam bisnis buku tak lepas dari pergaulannya yang dekat dengan kalangan penulis, cendekiawan, hingga para jurnalis.
Ia juga seorang sosok yang acap kali menyelenggarakan pameran buku yang sukses mendapatkan sambutan hangat masyarakat luas.
Baca Juga: KJP Mei Belum Cair, Ternyata Ada Uji Kelayakan Penerima, Pelajar Merokok Bantuannya Dicabut?
Sejak tahun 1986, pewaris bisnis Haji Masagung diteruskan anak-anaknya, yakni Putra Masagung, Made Oke Masagung, serta Ketut Masagung. Namun sepeninggal ayah mereka, bisnisnya kemudian terbagi-bagi.
Karena alasan sakit, Putra Masagung mundur dari Grup Gunung Agung. Ia memilih konsentrasi di bisnis toko buku saja, Toko Buku Gunung Agung.
Sumber : Kompas TV, Kontan.co.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.