JAKARTA, KOMPAS.TV- Bergeliatnya konser musisi luar negeri di Indonesia setelah pandemi, menghidupkan satu jenis usaha baru yang disebut jasa titip (jastip) tiket konser.
Salah satunya jelang konser Coldplay di Gelora Bung Karno Jakarta, pertengahan November 2013 mendatang.
Jastip tiket konser muncul, karena adanya potensi pasar dari para penggemar musisi tersebut, yang tidak bisa ikut war tiket. Misalnya karena harus sekolah atau bekerja.
Sehingga mereka menggunakan layanan jastip untuk bisa mendapatkan tiket. Atau ada juga orang yang ingin memperbesar kemungkinan mendapatkan tiket, dengan menggunakan jastip sementara dirinya ikut berebut tiket.
Pada umumnya, cara kerja jastip tiket konser sama seperti jastip di bidang lainnya. Misal jastip produk impor atau jastip pameran buku. Dimana konsumsen harus membayar harga barang, fee jastip yang sudah ditentukan dari awal, dan ongkos kirim.
Kalau untuk jastip tiket konser, berarti penggemar harus membayar harga tiket sesuai kelas kursi yang diinginkan dan fee jastip. Semakin mahal harga tiket yang diinginkan, biaya jastipnya makin tinggi.
Baca Juga: Ahli IT Saran Pakai BCA saat War Tiket Umum Coldplay 19 Mei, Ini Rahasia Peluang Berhasil
Menurut Shanti, pemilik jastip Gureumshop_, jastip jauh lebih memiliki aturan dalam berapa banyak slot tiket yang dijual.
"Saya percaya para jastip mengurus pesanan dengan system end to end , dimana kami benar-benar mengurus hingga tiket bisa dijadikan tiket fisik untuk para pemesan. Jelas kami berbeda dengan calo," kata Shanti kepada KOMPAS.TV, Kamis (18/5/2023).
"Jastip lebih rapi dan fee yang kami kenakan juga berkisar di Rp250.000-Rp500.000. Sedangkan calo mungkin lebih tinggi," tambahnya.
Namun, ada pandangan sebagian masyarakat yang menilai adanya jastip mengurangi kesempatan orang pribadi lainnya untuk mendapat tiket konser.
Shanti mengatakan, sebenarnya yang pesan tiket ke pihaknya juga orang pribadi, bukan rombongan.
Baca Juga: Respons Sandiaga Uno soal Imbauan MUI soal Konser Coldplay di GBK Tidak Dilanjutkan
"Karena di kami sendiri selalu membatasi pesanan per customer hanya 2 tiket. Dan kami selalu menyarankan para customer kami untuk ikutan war pada saat penjualan tiket dimulai. Karena kesempatan masing-masing orang bisa jadi berbeda," ujarnya.
Ia pun memberi masukan kepada calon pembeli saat akan memilih jastip. Yang pertama adalah mengecek rekening milik jastip tempat konsumen akan mengirim uangnya.
"Sudah pasti cek rekening terlebih dahulu. Kalo di kami, kami menggunakan sistem payment dari salah satu payment gateway di Indonesia. Sehingga secara pembayaran kami memberikan dan mendapatkan keamanan," ucapnya.
Tetapi bagi Nandari (35), jastip dan calo adalah sama. Yakni sama-sama menjual tiket di luar penjualan resmi dengan harga yang lebih mahal. Pada jastip, tambahan harga itu muncul dengan nama fee.
Nan, panggilan akrabnya, hobi menonton konser terutama konser musisi Korea. Namun ia tidak pernah menggunakan jastip apalagi membeli tiket dari calo.
Baca Juga: Minta Tidak Dilanjutkan, Wakil Ketua MUI Nilai Konser Coldplay Langgar Konstitusi karena Dukung LGBT
"Sejujurnya mah jastip tuh cuma bahasa halusnya calo sih," sebut Nan saat dihubungi KOMPAS.TV, Kamis (18/5).
"Kalo di zaman sekarang bedanya paling kentara ya jasti bantuin dari war. Kalo calo biasanya jualan pas D day," sambungnya.
Ia mengakui, banyak orang memilih menggunakan jastip karena punya kelebihan. Seperti koneksi orang dalam atau punya internet cepat.
Nan juga takut ditipu jika menggunakan jastip.
"Sesungguhnya nyari jastip yang trusted tuh susah-susah gampang, trus slotnya sedikit. Misal nih kayak konser Suga BTS, enggak usah deh nge-war tiket langsung, slot jastip aja saking dikitnya juga pada nge-war," jelasnya.
Baca Juga: Profil PK Entertainment Promotor Coldplay, Pernah Bawa Westlife, Ed Sheeran, Hingga Celine Dion
"Dah gitu, jastip yang trusted biasanya rada mahal harganya. Misal nih mereka minta Rp300.000-Rp500.000 per tiket di luar dari harga tiket. Ya kan tiket aslinya aja dah ngos-ngosan kita bayarnya," lanjutnya.
Ia juga tak pernah mencari tiket ke calo yang berjualan di hari konser atau bahkan di lokasi konser berlangsung.
"Nah aku nih enggak pernah pakai calo karena parno aja sih. Dulu pernah sekali nemu orang beli di calo nih, eh ternyata tiketnya palsu dong jadi dia enggak bisa masuk," tambahnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.