Baca Juga: Puan Maharani Sebut Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia Bukan karena Beda Pendapat
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menyebut Indonesia kehilangan potensi tambahan Produk Domestik Bruto (PDB) senilai Rp3,36 triliun karena pembatalan penyelenggaraan piala dunia U20.
Dengan menggunakan metode computable general equilibrium, nilai tersebut didapatkan setelah menghitung keluaran dari injeksi senilai Rp1,13 triliun kepada perekonomian untuk perhelatan piala dunia U20.
“Untuk perhelatan piala dunia, ketika diinjeksi Rp1,13 triliun ke dalam perekonomian, ternyata dampaknya lebih, sampai Rp3,36 triliun," kata Ahmad Heri dalam diskusi publik online Kamis (6/4).
Menurut dia, pagelaran piala dunia ini berdampak sangat luas tidak hanya ke sektor olahraga, tapi misalnya juga dari sponsor, hak siar, dan langganan streaming piala dunia.
Dari nilai Rp3,36 triliun tersebut, senilai Rp1,9 triliun didapatkan oleh enam provinsi yang direncanakan menjadi tempat penyelenggaraan piala dunia U20.
Baca Juga: Sandiaga Uno: Stadion Bola Dipakai untuk Event Lain Tak Bisa Dihindari
Ia merinci, senilai Rp554,78 miliar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat diperoleh DKI, Rp499,22 miliar didapatkan oleh Jawa Timur, Rp451,55 miliar oleh Jawa Barat, Rp298,39 oleh Jawa Tengah, Rp97,54 miliar oleh Sumatera Selatan, dan Rp42,83 miliar oleh Bali.
Adapun injeksi pada perekonomian untuk pagelaran piala dunia sebesar Rp1,13 triliun didapatkan dari belanja infrastruktur untuk pembangunan enam stadion utama dan 18 lapangan berlatih.
Di samping itu, biaya penyelenggaraan dan persiapan teknis diperkirakan mencapai Rp500 miliar, biaya yang dikeluarkan tim peserta senilai Rp27,69 miliar, biaya yang dikeluarkan penonton senilai Rp212,6 miliar, dan biaya untuk pengeluaran streaming senilai Rp250 miliar.
“Dari beberapa bagian itu akan menimbulkan perputaran uang yang senilai Rp1,13 triliun. Dampaknya bisa lebih dari Rp1,13 triliun karena, misalnya pembangunan infrastruktur, ada kuli yang mendapatkan penghasilan itu bisa membeli makanan dan lain-lain,” ujarnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.