Oralit bertujuan untuk mengatasi masalah diare yang ditandai dengan buang air besar yang encer yang lebih sering terjadi dari biasanya. Diare biasanya disebabkan oleh virus atau makanan yang terkontaminasi.
"Jadi dia musti diperhatikan atau ada orang-orang yang memang karena diare, jelas itu ada suatu yang keluar, maka kita imbangi dengan minum oralit. Itu yang masih harus diperhatikan," jelasnya.
Baca Juga: 4 Tips Puasa Ramadan bagi Penderita Mag Agar Tak Kambuh dari Dokter UGM
Oralit Bisa Picu Perut Kembung
Senada, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengingatkan, konsumsi oralit di luar indikasi penggunaan justru bisa memicu perut kembung akibat gangguan gerakan usus di dalam tubuh.
"Oralit adalah larutan regidrasi oral yang merupakan jenis obat untuk mengatasi orang diare atau muntah, yang bisa berakibat dehidrasi dan terganggu eletrolitnya," kata Nadia di Jakarta, Jumat (24/3) malam.
Selain itu, ia mengingatkan, kelebihan natrium dalam sistem pencernaan manusia berisiko mengganggu fungsi organ atau sistem tubuh lainnya.
Oralit, jelas dia, mengandung natrium klorida, kalium klorida, trisodium sitrat dihidrat, dan glukosa anhidrat.
Kemenkes mengimbau masyarakat untuk menggunakan obat oralit sesuai dengan peruntukan yaitu untuk mengobati diare atau muntah.
Baca Juga: Ahli Gizi UGM: Berikut Tiga Jenis Makanan untuk Sahur dan Berbuka Puasa selama Ramadan
Siti Nadia pun mengimbau masyarakat tidak memborong oralit di apotek, minimarket, maupun fasilitas penyedia layanan obat lainnya karena berisiko mengganggu ketersediaan obat bagi mereka yang membutuhkan.
"Berpuasa sebenarnya merupakan suatu kebaikan bagi tubuh dan sudah banyak kajian terkait manfaat puasa dan kesehatan. Jadi tetap gunakan oralit sesuai peruntukannya," pungkasnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.