JAKARTA, KOMPAS.TV – Awal puasa Ramadan 1444 Hijriah atau 2023 Masehi menurut Pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah diperkirakan jatuh di tanggal yang sama, yakni pada Kamis (23/3/2023).
Hal ini menurut analisis Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang juga Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Indonesia, Kementerian Agama (Kemenag) Thomas Djamaluddin.
Thomas mengatakan kesamaan memasuki awal bulan Ramadan 2023 ini karena dipersatukan oleh posisi Bulan (moon).
“Posisi hilal (Bulan sabit tipis yang terlihat selepas Matahari terbenam) sudah cukup tinggi sehingga memenuhi kriteria wujudul hilal (terbentuknya hilal) dan MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) baru,” kata Thomas di Jakarta, Senin (20/3/2023) dikutip dari Kompas.id.
Baca Juga: Kumpulan Twibbon Marhaban Ya Ramadan 1444H/2023 dan Cara Menggunakannya
Adapun kriteria wujudul hilal dan MABIMS baru adalah dua kriteria utama penentuan awal bulan Hijriah yang digunakan di Indonesia.
Konjungsi atau kesegarisan Matahari-Bulan-Bumi yang menandai fase Bulan baru dan perhitungan bulan baru dalam penanggalan Bulan terjadi pada Rabu (22/3/2023) pukul 00.23 WIB.
Konsekuensinya, sesuai data Ephemeris Hisab Rukyat 2023 , Kemenag, posisi hilal saat Matahari terbenam di seluruh Indonesia pada Rabu petang akan memiliki tinggi 7,01 derajat-8,72 derajat dan elongasi atau jarak Matahari dan Bulan mencapai 7,94 derajat-9,54 derajat.
Berdasar kriteria awal bulan MABIMS baru yang menyaratkan awal bulan Hijriah dimulai ketika tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat (dihitung secara toposentrik atau dari permukaan Bumi).
Dengan perhitungan itulah, maka pada Rabu petang sudah masuk bulan Ramadhan. Karena itu, 1 Ramadhan 1444 kemungkinan akan dimulai Kamis (23/3/2023).
Baca Juga: Daftar Libur Awal Puasa Ramadan 2023 untuk Anak Sekolah, Catat Tanggalnya!
Karena awal hari dalam penanggalan Islam dimulai selepas Matahari terbenam, maka Salat Tarawih akan mulai dilaksanakan Rabu (22/3) malam.
Meski demikian, hasil perhitungan itu masih akan menunggu proses pembuktian melalui rukyat atau pengamatan hilal oleh sejumlah lembaga dan organisasi masyarakat (ormas) Islam yang akan dilakukan Rabu petang di berbagai wilayah Indonesia.
Hasilnya akan dibawa ke sidang isbat puasa Ramadan atau penetapan yang akan dilakukan Kemenag pada Rabu petang.
Nahdlatul Ulama (NU) juga menggunakan kriteria MABIMS Baru dalam penentuan awal bulan Hijriah, mereka menghitung elongasi secara geosentrik atau dari pusat Bumi.
Berdasar hisab NU, 1 Ramadan 1444 juga akan jatuh pada 23 Maret 2023. Namun untuk kepastiannya, NU masih akan menunggu rukyat yang akan dilakukan dari berbagai wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Apa Arti Ramadan Kareem dan Ramadan Mubarak? Ucapan Menyambut Bulan Puasa
Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada 6 Februari 2023 juga menetapkan awal Ramadhan tahun ini jatuh pada 23 Maret.
Hal itu berdasarkan Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.)/E/2023 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1444 Hijriah.
Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar mengatakam ketetapan ini dihasilkan dari perhitungan benda langit atau hisab menggunakan kriteria wujudul hilal.
“Muhammadiyah menetapkan (awal bulan Hijriah) tidak berdasarkan penampakannya, tetapi posisi geometris Matahari, Bumi, dan Bulan,” kata Syamsul dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.