JAKARTA, KOMPAS.TV – Tahukah Anda kisah Samson yang kita kenal sebenarnya diambil dari hikayat Nabi bernama Syam’un Al-Ghazi, salah seorang Nabi dalam Islam yang pernah dikisahkan oleh Nabi Muhammad dan lekat dengan muasal lailatul qadar.
Dalam Islam sendiri, ada ribuan Nabi dan Rasul, namun yang wajib diketahui dan dikisahkan hanya 25 Nabi seperti yang kita kenal sekarang. Samson atau Syam’ul Al-Ghazi adalah salah satunya Nabi yang diutus untuk Bani Israil.
Kisah Nabi Samson atau Syam’un Al-Ghazi sendiri merupakan kisah-kisah Israiliyat, sudah diceritakan secara turun temurun dalam masyarakat Arab.
Dinukil dari buku Syam’un: Asal Muasal Lailatul Qadar (2016, Republika) dikisahkan Nabi Samson atau Syam’un Al-Ghazi ini hidup di tengah-tengah masyarakat Israel yang saat itu enggan menerima kebenaran, bahkan penguasanya kerap berbuat semena-semena kepada para warga.
Kedua orang tua Samson pun berdoa kepada Allah agar kelak diberi seorang anak yang kelak akan berguna dan menolong Israel dari kezaliman dan kesombongan para raja atau penguasa.
Apalagi, waktu itu Raja Israel memproklamirkan dirinya sebagai raja yang harus disembah warganya. Sedangkan kedua orangtuanya enggan melakukannya. Mereka cuma menyambah Allah. Dan, Allah pun mengabulkan permohonan mereka, lahirnya bayi yang dinamakan Syam'un.
Baca Juga: Doa Sapu Jagat, Sering Dipanjatkan Nabi di Malam Lailatul Qadar
Samson pun lahir dan tumbuh menjadi sosok cerdas dan kuat. Bahkan dikisahkan ia punya kekuatan yang melebihi anak seumurannya. Ketika tumbuh dewasa ia pun memiliki banyak pengikut dan disegani.
Ia pun menjadi hakim, tapi kerap enggan menyetujui kezaliman yang dibikin para pembesar maupun penguasa Israel. Bahkan kerap menghukum orang-orang yang berlaku tidak adil ataupun menuhankan sang Raja. Ia pun dimusuhi.
Berkali-kali pula Samson ini hendak dibunuh, tapi gagal karena para serdadu yang dikirim tidak mampu menandingi kepiawaian dan keahlian Samson dalam bertarung. Ia diberkahi tubuh sekuat baja dan gerakan selincah angin hingga sulit dirobohkan.
Hingga suatu ketika, para pembesar Israel membujuk istrinya untuk mencari tahu apa sumber titik lemah Samson. Akhirnya, ia pun ditangkap setelah ia diperdaya istrinya sendiri.
Samson pun disiksa dan ia berdoa kepada Allah, jika ia diberi kekuatan oleh Allah, maka akan dihancurkannya orang-orang zalim ini yang telah perbuat kezaliman.
Allah pun mengabulkan permintaanya dan Samson menghancurkan orang-orang zalim itu. Kuilnya dirobohkan dan orang-orang yang di penjara dibebaskan. Ia pun berjanji akan menjaga, ibadah dan berbuat kebaikan selama 1.000 bulan lamanya.
Nabi Samson pergi meninggalkan kaumnya yang dianggapnya sangat sulit untuk diajak berubah itu, tapi ia tetap mencintai Israil, terutama kaumnya yang lemah dan harus dibela.
Akhirnya, ia pun menyendiri, itulah jalan hidup yang diambil Syam’un, hidup mengasingkan diri di sebuah gua pedalaman hutan.
Di sana ia melakukan meditasi dengan disiplin yang berat, sesuai sumpahnya kepada Allah. Beribadah terus menerus, tapi juga melindungi kaumnya tanpa terlihat.
“Dan apabila ia mendengar adanya praktik kezaliman penguas atau bangsa penjajah asing pada Bani Israil, ia akan menghancurkan kejahatan itu pada malam hari dengan sekejap. Ia jadi sosok pahlawan misterius bagi Bani Israil,” tulisnya hal. 244.
Ia pun memilih menjaga kaumnya sendirian dan tidak ada yang tahu. Hingga ia pun dikisahkan tidak punya pengikut hingga wafat.
Kisah Samson atau Syam’un ini turun temurun sejak zaman sebelum Rasulullah. Dikisahkan oleh Ibnu Katsir dalam Qisasul Anbiya' atau kisah para Nabi, suatu ketika Nabi Muhammad mengisahkan sosok ini ketika para sahabat berkumpul.
Beliau pun mengisahkan kepada para sahabat tentang sosok seorang di padang mahsyar kelak, seorang yang Nabi dengan kekuatan besar dan memiliki kebaikan setara lebih dari 1.000 bulan.
Sosok itu adalah Syam’un Al-Ghozi, tapi ketika kelak di padang Mahsyar, cerita Nabi, ia sendirian dan tidak punya pengikut. Tapi, ia berada di surga.
“Bagaimana cara bisa berbuat kebaikan seperti Syam’un?” tanya para sahabat.
Lantas, malaikat Jibril pun datang dan memberi tahu Nabi, umat beliau nantinya bisa juga mendapatkan hal tersebut dengan ibadah di malam lailatul qadar, ibadah dengan pahala setara 1.000 bulan, seperti kisah Nabi Samson atau Syam’un Al-Ghozi. Wallahu a’lam.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.