TERNATE, KOMPAS.TV – Warga di Kota Ternate, sebuah kota indah di bawah kaki Gunung Api Gamalama, Maluku Utara, sedang bersolek dan bersiap menyambut momen Lailatul Qadar tahun ini.
Bagi warga Ternate, menyambut Ramadan tak ubahnya sebuah perayaan. Begitu pula halnya dengan Lailatul Qadar yang diperkirakan jatuh pada akhir-akhir Ramadan, khususnya hari ke-27.
Ketika malam itu tiba, usai salat tarawih, para warga akan serentak menyalakan obor dan lampion di depan rumah warga. Ada 3 sampai 4 obor dinyalakan di depan rumah-rumah warga.
Warga Ternate menyebut tradisi unik ini dengan nama Ela-ela. Ela-ela ini bermakna obor. Sebuah tradisi leluhur yang masih terus dilakukan hingga saat ini.
Ela-ela ini bisanya terbuat dari bambu atau botol-botol bekas minuman dan dibiarkan menyala di depan rumah.
Selain itu, ada juga warga yang membakar damar hingga pagi. Biasanya, warga akan membakar damar dengan kualitas terbaik yang aromanya begitu harum hingga membuat malam kian semarak. Obor, aroma wewangian membikin warga bergembira.
Hal ini sebagai penanda rasa gembira, malam istimewa itu sudah datang. Malam penuh berkah dan ampunan bernama Lailatul Qadar, sekaligus penanda hari kemenangan Idulfitri sudah kian dekat.
Baca Juga: 4 Tradisi Takbiran Berbagai Negara: dari Pawai hingga Chaand Raat di India
Di Ternate, Islam adalah agama mayoritas dengan 96,5 penduduknya muslim. Di sana juga masih terdapat Kesultanan Ternate yang jadi simbol spiritual Ternate. Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan penting dalam sejarah Nusantara yang didirikan Baab Mashur Malamo pada tahun 1257.
Sultan Ternate saat ini, Hidayatullah Sjah, seperti dikutip dari Antara (28/4/20229), menjelaskan tradisi Ela-ela ini khas umat Islam di Ternate.
Ia menyebut, tradisi ini sudah berusia ratusan tahun. Tradisi Ela-ela menyambut malam Lailatul Qadar digelar pada 27 Ramadan atau pada 29 April 2022 mendatang.
Menurutnya, ela-ela bahkan dijadikan perayaan warga bernama Festival Ela-ela yang telah menjadi kegiatan rutin.
Dalam tradisi itu akan ditampilkan ritual penyambutan malam Lailatul Qadar yang diawali dengan pembacaan doa di Kedaton Kesultanan Ternate. Waktunya sendiri usai pelaksanaan salat tarawih di masjid Kesultanan Ternate.
Kegiatan selanjutnya dalam Festival Ela-ela tersebut adalah prosesi pembakaran ela-ela, dilakukan oleh wakil dari Kesultanan Ternate. Setelahnya, akan diikuti seluruh masyarakat dan lintas agama, baik yang ada di lingkungan Kedaton Kesultanan maupun di seluruh wilayah Ternate.
Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Provinsi Maluku Utara (Malut) sendiri bahkan secara khusus menggelar Festival Ela-ela dalam menyambut malam Lailatul Qadar 27 Ramadan, sebagai tradisi leluhur ratusan tahun masyarakat setempat dengan melibatkan berbagai etnis dan agama.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Ternate Sarif H Sabatun di Ternate, Kamis, mengatakan, Festival Ela-ela sebagai tradisi masyarakat di Ternate akan diikuti sebanyak 17 kelurahan yang tersebar di lima kecamatan Kota Ternate.
Sebagaimana dilaporkan Antara, lomba semarak Festival Ela-ela sudah dimulai sejak Kamis (28/4) dan akan kian ramai di malam ela-ela atau penyalaan obor.
Festival ini, kata Sarif, digagas dalam rangka menjaga nilai-nilai tradisi adat "se-atorang". Dalam Festival Ela-ela ini, kata dia, tema yang diangkat yakni "Cahaya Ela-ela di antara Aroma Rempah Ternate Andalan".
Ia menambahkan, panitia telah menyiapkan hadiah berupa piala bergilir Wali Kota Ternate, beserta bonus uang tunai. Para warga pun jadi makin antusias mengikuti tradisi ini.
Itulah tradisi ela-ela yang masih dilakukan oleh warga Ternate hingga kini. Sebuah tradisi unik yang membuat warga bergembira di malam istimewa bulan suci Ramadan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.