Dikisahkan hampir tiap pagi, terutama Minggu dan Jumat, usai subuh, dengan sabar, tenang dan penuh harap, ratusan orang duduk di bangunan kompleks Pesantren Suryalaya. Sering kali harus berdiri, menunggu sebuah pintu berwarna cokelat mengilap kekuning-kuningan terbuka.
“Di sanalah Abah Anom tinggal sepanjang usianya. Mereka membawa botol air mineral yang dibeli sepanjang jalan atau bawa dari rumah yang akan dimintakan doa Abah Anom sebagai wasilah,” tulis Asep dalam buku di atas.
Wasilah adalah istilah dalam Islam yang bermakna perantara atau jembatan. Botol-botol itu sebagai salah satu wasilah untuk doa-doa agar harapan-harapan tercapai. Biasanya, ulama-ulama sepuh ataupun kiai tertentu yang dianggap punya karamah diminta untuk memberi wasilah tersebut seperti halnya Abah Anom.
“Sebotol air. Ya sebotol air putih dan bening. Tidak kurang dan tidak lebih. Setelah didoakan, para tamu membawanya seakan-akan membawa air dari telaga surga, yang nikmat kesejukannya tak terhingga,” tulis Asep.
Baca Juga: Mengenal Syekh Kholil Bangkalan, Mahaguru Ulama dan Para Kiai Nahdlatul Ulama
Salah satu hal ajaib adalah, setiap tamu yang datang ke Abah Anom seperti tidak pernah kelaparan dan selalu saja ada makanan yang tersaji buat mereka—apalagi jika menginap. Hal ini dianggap sebagi salah satu karamah dari beliau.
Makanan seoalah tidak pernah habis di pesantren itu bagi mereka yang hadir untuk bertamu dan minta nasihat kepada beliau. Padahal, setiap hari, jumlahnya bisa ratusan orang datang.
“Tamu itu sengaja datang dari jauh karena memerlukan kita. Oleh karena itu, perlu dilayani dengan sempurna,” papar Abah Anom.
Di pesantrennya, disiapkan pelbagai makanan untuk para tamu. Termasuk di rumah pribadinya.
Banyak yang juga yang datang ini adalah orang-orang yang dianggap masyarakat sebagai ‘sampah’, misalnya, para pengguna narkoba yang ingin sembuh.
Para pengguna narkoba yang ingin sembuh ini, oleh Abah Anom, ditipkan ke warga sekitar dan terus ia pantau, dan tentu saja tetap mengaji kepadanya yang disebut dengan pondok-pondok Inabah.
Salah satu pesohor yang ikut mengaji di sini adalah Abdel Achrian atau kerap dikenal Cing Abdel saat ia pernah terjerat narkoba dan ingin sembuh.
Cing Abdel menyebutnya sebagai sosok yang sakti dan mursyid. Ia sampai sukar untuk menjelaskannya tentang 'kewalian' sosok ini.
“Wajah Abah Anom itu persis orang yang datang dimimpi gue. Beliau emang sakti atau ada orang seperti gitu?" kata Abdel dalam obrolan Youtube dia bersama Habib Ja’far Al-Hadar.
Setelah mengabdikan sepanjang hidupnya kepada umat, sosok ini pun dipanggil oleh-Nya pada 5 September 1991 dengan umur 95 tahun.
Makamnya berada di Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, dan hingga kini diziarahi oleh banyak muslim di Indonesia sepanjang tahun. Bukti sosoknya dan pengaruhnya masih besar hingga kini sebagai salah satu mursyid besar dari tanah Sunda.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.