Namun, Nabi tidak mengambil tambahan usia itu. Andai ia melakukannya, niscaya ia masih hidup hingga sekarang ini.
Kendati demikian, dikabarkan bahwa setelah tambahan usianya itu tetaplah kematian, Nabi Musa memilih kematian dalam waktu dekat. Sebab, tidaklah para nabi, rasul, dan orang-orang saleh berada di sisi Allah kecuali lebih baik dan lebih kekal.
Jika arwah para syuhada diibaratkan dengan burung-burung yang terbang di taman surga, memakan buah-buahnya dan meminum air sungai yang ada di dalamnya, berlindung di bawah lampu-lampu yang bergantung di bawah langit ‘Arasy al-Rahmân. Maka kehidupan para nabi dan rasul di sana tentu lebih dari itu.
Baca juga: Kisah Sahabat Nabi yang Mulutnya Mengeluarkan Cahaya
Tidak bisa dibayangkan, bagaimana keeadaan Musa jika masih hidup hingga hari ini? Ia akan terus mendapat ujian dan beban hidup. Artinya, keberadaannya di dunia sebagai negeri ujuan dan kehancuran tidak akan lebih baik ketimbang keberadaaannya di surga dan rahmat Allah bersama para nabi dan rasul yang lain.
Namun, sebelum kematian, Nabi Musa memohon kepada Allah agar nyawanya dicabut dekat Tanah Suci Baitul Maqdis hingga sedekat lemparan batu.
Baitul Maqdis merupakan tanah yang disucikan oleh tiga agama samawi yaitu Islam, Yahudi dan Kristen.
Permohonan itu menunjukkan betapa cintanya nabi Musa kepada Tanah Suci. Bahkan, dikubur pun ingin di dekatnya. Tetapi, Nabi tidak meminta Allah agar mencabut nyawanya tepat di dalam tanah suci itu, sebab dirinya tahu bahwa Allah mengharamkan tanah tersebut pada generasi yang dijatuhi balasan atas ketidaktaatan mereka kepada Allah saat diperintah untuk memasukinya.
Malahan mereka berkata, "Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja," (Q.S. al-Mâ’idah [5]: 24).
Allah pun mengabulkan permohonan Nabi Musa ‘alaihissalam.
Rasulullah shalallahu ‘alaihis wasallam mengabarkan bahwa kuburannya berada di Tanah Suci Baitul Maqdis, tepat di serambinya yang ada pada gundukan pasir.
Ditambahkan dalam riwayat itu, andai berada di sana, beliau pasti telah memperlihatkannya kepada para sahabat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.