Saat itu, Sukarni dari golongan muda menginginkan pembacaan di Lapangan Ikada agar rakyat Jakarta datang melihat momen bersejarah itu.
Namun, usul tersebut ditolak oleh Soekarno, dengan pertimbangan Lapangan Ikada masih diduduki tentara Jepang dan tak ingin memulai insiden.
Rumah Soekarno yang ada di Pegangsaan Timur Nomor 56 yang sekarang menjadi Tugu Proklamasi pun disepakati menjadi lokasi dibacakannya teks proklamasi tersebut.
Para tokoh bangsa itu berpamitan pulang setelah santap sahur. Hatta mengaku baru tidur setelah salat subuh dan bangun sekitar pukul 08.30.
Baca Juga: Batas Waktu Mandi Wajib Setelah Haid Saat Puasa Ramadan, Bolehkah Dilakukan Setelah Subuh?
Selanjutnya Hatta bersiap berangkat ke Pegangsaan Timur, lokasi tempat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
"Setelah mandi dan bercukur, aku bersiap-siap untuk berangkat ke Pegangsaan Timur 56 guna menghadiri pembacaan teks Proklamasi kepada rakyat banyak serta menaikkan bendera Sang Merah Putih, yang akan dikunci dengan lagu 'Indonesia Raya'," kata Hatta.
Ia tiba di Pegangsaan Timur lima menit sebelum pembacaan teks proklamasi itu dilakukan.
Saat itu, lanjut Hatta, semua orang tahu bahwa dirinya selalu tepat waktu. Sehingga tidak ada satu pun yang khawatir bahwa ia akan datang terlambat.
"Soekarno pun tidak khawatir, karena ia tahu kebiasaanku," ujar dia.
Tepat tanggal 9 Ramadan 1364 atau 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, Indonesia merdeka yang ditandai pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno.
Bendera Merah Putih jahitan Fatmawati pun berkibar di rumah Soekarno dan lagu "Indonesia Raya" berkumandang dengan sorak sorai rakyat yang bergembira menyambut Indonesia merdeka.
Sahur saat itu tampaknya menjadi bersejarah, karena keesokan harinya Indonesia menjadi bangsa yang bebas dari penjajahan.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.