“Oh, Iya Pak! Tapi harus ada penjelasan,” kata Gus Dur.
“Penjelasan apa?” Soeharto penasaran.
“Salat tarawihnya nanti itu ngikutin NU lama atau NU baru?” jawab Gus Dur.
Mendengar ucapan Gus Dur itu, Soeharto jadi bingung. Baru kali ini ia mendengar ada NU lama dan NU baru. Lantas, ia pun bertanya, “Lho, NU lama dengan NU baru apa bedanya?”
“Kalau NU lama, tarawih dan witirnya itu 23 rakaat,” jawabnya.
“Oh Iya..ya..ya..ya....gak apa-apa,” ucap Soeharto.
Gus Dur sementara diam tak lagi berbicara. Keduanya pun hening sejenak.
Sejurus kemudian Soeharto bertanya lagi,”Kalau NU baru bagaimana?
“Diskon 60 persen! Hahaha...” kelakar Gus Dur.
Gus Dur, Soeharto dan semua orang yang ada di sekitarnya tertawa mendengar dialog itu. Suasana pun jadi begitu cair dengan candaan.
“Ya, jadi salat tarawih dan witirnya cuma tinggal 11 rakaat,” canda Gus Dur.
Tarawihnya didiskon 60 persen, dari 23 rekaat jadi cuma 11 rekaat.
“Ya sudah, saya ikut NU baru saja, pinggang saya sakit," kelakar Soeharto.
Begitulah obrolan antara dua Presiden, Soeharto dan Gus Dur.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.