2. Kurang serat, terlalu banyak protein dan lemak
Makanan yang mengandung protein dan lemak yang tinggi cenderung sulit dicerna sehingga hanya menyisakan sampah metabolisme.
Makanan yang tidak mengandung serat tinggi mengakibatkan partikel feses menjadi kering, kecil, dan ringan sehingga sulit bergerak dari usus besar ke anus. Inilah yang kemudian membuat BAB sulit.
3. Sering menahan BAB
Sering menahan BAB ternyata membuat risiko sembelit semakin tinggi. Hal ini kerap menjadi kebiasaan buruk di mana seseorang menahan BAB saat merasa tanggung melakukan aktivitasnya.
Cobalah untuk tidak melanjutkan kebiasaan buruk ini untuk mengatasi sembelit.
Baca Juga: Catat! Ini Aturan Terbaru PPKM Mikro di Sleman Selama Ramadan dan Idul Fitri 1442 H
4. Kurang beraktivitas
Selama berpuasa, sebagian dari kita mungkin akan mengurangi aktivitas fisik yang menguras tenaga. Sayangnya, hal ini justru kerap dialihkan ke kegiatan rebahan atai tidak bergerak aktif.
Kurangnya beraktivitas ternyata membuat sistem metabolisme tubuh “macet”. Pasalnya, aliran darah ke seluruh tubuh menjadi tidak lancar.
Akhirnya, usus tidak memperoleh energi untuk mencerna sisa makanan dan mendorongnya keluar.
5. Konsumsi obat
Beberapa obat memiliki kandungan yang bisa melambatkan gerakan sisa makanan di usus, di antaranya obat antipusing, antidepresi, hingga antimag yang mengandung alumunium dan suplemen besi. Hindari mengonsumsi obat tersebut secara berlebihan agar BAB bisa lancar saat puasa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.