Rasulullah SAW berkata, huffat al-nar bi al-syahawat (neraka dikelilingi oleh sesuatu yang disukai syahwat).
Maka orang yang tidak bisa mengendalikan syahwatnya, seburuk apapun pekerjaan itu, akan tetap dilakukan. Bahkan ia akan merasa senang dan puas melakukannya.
Manusia memang selalu jadi budak nafsunya. Dan setan tidak akan berhenti menggoda untuk menjerumuskannya. Akan tetapi, seorang yang benar-benar beriman tidak akan membiarkan dirinya dikuasai oleh nafsunya.
Dan setan akan jadi musuhnya yang nyata (‘aduwwun mubin) baginya.
Bulan suci Ramadhan adalah momentum yang sangat tepat bagi seorang mukmin. Bulan ini menjadi penyelamat dari siksa api neraka (‘utqa’ min al-nar). Begitu ditegaskan dalam sabda Rasulullah SAW.
Bahkan dalam hadis yang shahih disebutkan pintu-pintu surga dibuka selebar-lebarnya (tidak satupun yang tertutup) dan pintu-pintu neraka ditutup serapat-rapatnya (tidak satupun yang terbuka). Setanpun dipenjara, dibelenggu, dan dilockdown.
Ramadhan memang dikhususkan bagi para calon penghuni surga sekaligus pembebasan dari neraka. Maka dari itu, di bulan suci ini doa yang sering dibaca adalah memohon ridha dan surga-Nya serta perlindungan dari murka dan neraka-Nya.
Allahumma inni as’aluka ridhaka wal jannah, wa ‘adzubika bin sakhathika wan nar
“Ya Allah, aku memohon ridha dan surgamu, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari murka-Mu dan api neraka”
Jadi, haruskah kita lengah dan kehilangan momentum bulan Ramadhan?
Artikel karya Muhammad Ali Wafa ini merupakan kolaborasi dengan Islami.co. Untuk melihat tulisan asli, silakan klik tautan berikut ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.