Pemerintah bisa melihat daerah mana saja yang pariwisatanya perlu perbaikan maupun promosi.
Hal ini demi menggenjot nilai pariwisata daerah. Dengan begitu, negara bisa menentukan target pencapaian dalam dunia pariwisata.
"Yang terakhir kita juga bisa menentukan program, kita bisa menentukan goals. tadi Bang Putra menyampaikan swot," kata Abdul.
Baca Juga: Pariwisata Indonesia Sambut New Normal
"Dari sana nanti kita bawa ke smart, spesific, measureable, achieveable, relevant dan ada time-bound."
Pada kesempatan itu, Abdul hakim juga menyodorkan perlunya keberadaan Indonesia Tourism Fund.
Menurutnya, keberadaan lembaga ini penting agar Indonesia memiliki dana talangan saat menghadapi krisis seperti Covid-19.
Ia mengungkapkan potensi dana, bisa berasal dari perusahaan rintisan raksasa atau unicorn, tourism investment dan spending para turis. Kementerian Pariwisata berperan untuk mengatur besaran dana dan mengelola dana tersebut.
Baca Juga: Jokowi Tinjau Konsep Pariwisata Normal Baru di Banyuwangi
"Jadi, kementerian ini merumuskan regulasi pengelolaan dana CSR, besarannya berapa kemudian nanti ditaruh di mana dan caranya bagaimana, termasuk ada sistem digital dalam pengelolaan dana CSR ini," kata Abdul.
Usulan lain, adalah sertifikasi destinasi wisata yang bebas Covid-19 dan pembangunan super apps wisata Indonesia.
Aplikasi ini diharapkan membantu para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri saat berwisata.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.