JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi ternyata sempat meminta Toyota Indonesia untuk mempertahankan nama Kijang di salah satu produknya.
Menurut Jokowi, nama Kijang punya makna khusus yang menandakan kerja sama Toyota Jepang dengan Indonesia.
Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat meresmikan ekspor perdana generasi terbaru Kijang Innova Zenix Hybrid buatan lokal, di Karawang, Jawa Barat, Selasa (21/2/2023).
"Beliau berpesan kepada kami dan Toyota, sampai kapanpun nama Kijang harus tetap ada apapun inovasinya. Itu Beliau sendiri yang berpesan," kata Agus.
Saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi menggunakan Kijang Innova sebagai mobil dinasnya. Jokowi juga sempat melihat interior Kijang Innova Zenix Hybrid, di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) beberapa hari lalu.
Saat itu, kata Agus, Presiden Jokowi merasa tertarik karena menjadi saksi hidup perkembangan Kijang sebagai mobil keluarga. Hingga akhirnya menjadi mobil hybrid.
Untuk diketahui, Kijang merupakan singkatan dari frasa Kerja Sama Indonesia-Jepang. Nama ini digunakan sejak 1977 dengan tujuan menciptakan kendaraan produksi dalam negeri dengan harga terjangkau sehingga bisa dibeli masyarakat.
Langkah terkait, sesuai dengan program yang dicanangkan Presiden Soeharto saat itu, yakni “Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna” (KNBS) pada awal 1970.
Hingga kini, penggunaan nama Kijang terus eksis digunakan oleh Toyota hingga masuk ke generasi ke-7 yaitu Kijang Innova Zenix, yang diluncurkan November 2022 lalu.
Baca Juga: Link, Harga dan Cara Pesan Tiket IIMS 2023, Hari Minggu Dibuka Mulai Pukul 10.00 WIB
"Dan ini suatu produk yang (disukai) Bapak Presiden (Jokowi). Bapak Presiden duduk di dalam mobil ini dan beliau sangat interest," ujar Agus.
"Apapun inovasinya produk mobil, nama Kijang harus tetap ada. Saya kira dari pihak Toyota juga tidak akan keberatan," tambahnya.
Adapun Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid yang menggunakan listrik dan BBM, diproduksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat.
Kendaraan yang memenuhi 70 persen Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) tersebut akan diekspor ke 27 negara termasuk Australia dengan jumlah 2.000 unit pada 2023.
Menurut Menperin, hal itu membuktikan bahwa produk Indonesia mampu menembus pasar Australia yang terkenal memiliki spesifikasi yang ketat antara lain terkait dengan spesifikasi bahan bakar, spesifikasi emisi, dan spesifikasi keamanan.
Agus Gumiwang menambahkan, investasi TMMIN sampai dengan 2022 mencapai Rp77,9 triliun dengan berkomitmen tambahan investasi sebesar 27,1 triliun rupiah hingga tahun 2026.
“Dengan investasi tersebut, kapasitas produksi di PT TMMIN per tahun telah mencapai 320 ribu unit kendaraan serta 440 ribu unit engine dan part yang diproduksi pada 4 pabrik di Karawang dan Sunter dengan total jumlah tenaga kerja saat ini mencapai 8.003 karyawan,” ujar Agus dikutip dari Antara.
Baca Juga: Mobil Listrik Tak Dapat Subsidi, Blue Bird Siapkan Dana Besar untuk Beli 500 Kendaraan Listrik
Adapun ekspor PT TMMIN pada 2022 mencapai 136 ribu unit CBU, dengan total ekspor secara kumulatif sampai dengan tahun 2022 mencapai lebih dari 2 juta unit CBU ke lebih dari 100 negara di Timur Tengah, Afrika, Asia Selatan, Asia Tenggara, Asia Timur, Amerika Latin, Oceania, dan Australia.
Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono menyampaikan, ekspor tersebut menandai peningkatan level kapabilitas dan keunggulan industri manufaktur otomotif nasional melalui aktivitas ekspor produk berteknologi tinggi ke level berikutnya.
Warih mengatakan, langkah tersebut merupakan upaya untuk terus memberikan kontribusi pada pengembangan industri otomotif nasional yang telah memasuki era elektrifikasi, dan menyumbang pada neraca dagang yang positif.
“Ekspor perdana Kijang Innova Zenix ini tidak mungkin tercapai tanpa dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia, kemitraan yang kuat dari seluruh rantai pasok kami termasuk industri kecil dan menengah (IKM), dan dukungan masyarakat,” sebutnya.
Warih berharap, TMMIN dapat berkontribusi lebih besar lagi agar dapat bersama-sama tumbuh dan meningkatkan daya saing global untuk memenuhi perkembangan industri otomotif Indonesia dan global.
Warih menambahkan, pada 2023, TMMIN menargetkan ekspor Kijang Innova Zenix sebanyak lebih dari 8.000 unit dengan komposisi 30 persen tipe HEV dan 70 persen tipe internal combustion engine (ICE) ke negara-negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
Baca Juga: Ini Bocoran Harga All New Daihatsu Ayla, Toyota Masih Hitung Harga Agya GR Sport
Diharapkan, ekspor Innova Zenix ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun dengan target 17,000 unit di 2025 untuk tipe hybrid dan konvensional.
“Ekspor perdana kendaraan elektrifikasi Kijang Innova Zenix Hybrid ini, merupakan bagian dari upaya Toyota Indonesia untuk turut serta dalam mencapai target pemerintah yaitu dekarbonisasi. Ekspor mobil utuh itu juga tentunya termasuk baterai elektrifikasi yang dirakit lokal di pabrik kami di Karawang,” tuturnya.
Toyota Indonesia telah memperkenalkan beragam model kendaraan yang dapat mengurangi emisi karbon melalui strategi multipathway, baik kendaraan konvensional hemat bahan-bakar, kendaraan dengan bahan bakar bio (bio-fuel), serta kendaraan berteknologi elektrifikasi, yaitu HEV, PHEV, dan BEV, selain memproduksi lokal Kijang Innova Zenix Hybrid.
“Kami akan terus mempertahankan posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor kendaraan elektrifikasi buatan dalam negeri, khususnya hybrid,” tambah Warih.
Sumber : Kompas.com, Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.