JAKARTA, KOMPAS.TV - Dinas Perhubungan DKI Jakarta melakukan rekayasa lalu lintas di sekitar Stasiun MRT Thamrin. Hal itu seiring dengan pembangunan terowongan MRT dari Monas ke Harmoni.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan, ada rekayasa lalu lintas lanjutan untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas selama masa konstruksi. Rekayasa lanjutan itu berlangsung pada 12 Februari-15 Juni 2023 di area pembangunan Stasiun Thamrin.
Pekerjaan akan dilakukan area tersebut adalah D-Wall, jet grouting serta penggalian roof slab di sisi utara dan selatan Stasiun. Kemudian di sisi utara stasiun adalah pembangunan lanjutan D-Wall, instalasi kingpost pada area station box, pemasangan traffic decking pada area intersection sisi selatan, relokasi drainase, dan pekerjaan slab Stasiun Thamrin.
"Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) tahap 1-4B atau lanjutan ini, secara umum memiliki konfigurasi jalur kendaraan yang sama dengan kondisi saat ini (tahap 1-4A), kecuali arus pergerakan di persimpangan Jalan Kebon Sirih," kata Syafrin seperti dikutip dari Kompas.id, Senin (13/2/2023).
Ia merinci, untuk Jalan MH Thamrin sisi barat (arah Kota) mulai dari depan gedung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) depan gedung Kementerian Agama, lajur kendaraan terdiri dari tiga lajur kendaraan reguler dan satu lajur campur (mixed traffic) di sisi barat area kerja serta satu lajur reguler (contraflow) di sisi timur area kerja (4+1).
Baca Juga: Ayo Daftar! Kuota Beasiswa untuk Dokter Spesialis Naik Hampir 3 Kali Lipat
Di depan gedung Bank Indonesia, lajur kendaraan terdiri dari dua lajur kendaraan regular dan satu lajur campur (mixed traffic) di sisi barat area kerja serta 1 lajur reguler (contraflow) di sisi timur area kerja (3+1).
Di Jalan MH Thamrin sisi timur (arah Blok M), tepatnya mulai dari depan gedung Kementerian ESDM hingga Thamrin 10 Food and Creative Park, lalu lintas terdiri dari tiga lajur kendaraan regular dan satu lajur campur (mixed traffic) (3+1).
Di persimpangan Jalan MH Thamrin-Jalan Kebon Sirih, arus kendaraan pada area persimpangan masih tetap sama dengan kondisi saat ini, yaitu terdapat dua lajur untuk arus lalu lintas Jalan Kebon Sirih dari arah barat (Tanah Abang) menuju arah timur (Gondangdia).
"Untuk arus lalu lintas Jalan Kebon Sirih dari arah timur (Gondangdia) menuju ke arah barat (Tanah Abang), masih tetap dialihkan untuk berputar balik di Bundaran HI kemudian menuju Jalan Wahid Hasyim arah barat (Tanah Abang) atau Jalan Kebon Sirih arah barat (Tanah Abang)," tuturnya.
Adapun pembangunan paket kontrak atau CP 201 dari fase 2A sudah mencapai 50,18 persen dan segera berlanjut dengan proses pembangunan terowongan dari Monas ke Harmoni.
Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut Tol Cisumdawu Beroperasi Akhir Februari, Bisa Untuk Mudik Lebaran 2023
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Ahmad Pratomo menyampaikan,, per 15 Januari 2023, kemajuan pembangunan konstruksi CP 201 sudah 50,18 persen.
CP 201 merupakan bagian dari cakupan pekerjaan MRT Jakarta Fase 2A yang membangun konstruksi dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) ke Harmoni.
"Konstruksi stasiun juga jalur kereta berupa konstruksi bawah tanah. Ada dua stasiun yang dibangun di CP 201, yaitu Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas," ujarnya.
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat dalam Forum Jurnalis 25 Januari 2023 menjelaskan, untuk Stasiun Monas, berlangsung sejumlah pekerjaan.
Di antaranya pekerjaan pengecoran roofslab gardu induk; pekerjaan pengecoran kolom dan instalasi ventilasi penyedot udara; pengecoran slab ventilation tower; pengeboran tunnel northbound atau terowongan ke arah utara dari Thamrin ke Monas telah selesai (breakthrough) pada 15 Desember 2022.
Baca Juga: Dirlantas Bakal Tambah Titik Putaran Balik di Jakarta yang Akan Ditutup Tahun Ini
Saat ini kontraktor pelaksana tengah persiapan pengeboran terowongan (tunnel) dari Monas menuju Harmoni. Untuk keperluan itu, pada 5 Februari-6 Maret 2023, kontraktor pelaksana pekerjaan konstruksi CP 201 akan memasang extensometer.
"Alat tersebut berfungsi sebagai alat monitoring untuk memantau pergerakan permukaan tanah selama pengeboran terowongan dari Stasiun Monas menuju Stasiun Harmoni," ucap Tuhiyat.
"Alat monitoring tersebut juga bertujuan untuk mengelola dan memitigasi risiko pergerakan atau penurunan tanah yang mungkin terjadi. Dengan begitu, pekerjaan pengeboran dan konstruksi dapat berlangsung dengan aman," ucapnya.
Sebanyak empat extensometer akan dipasang dengan cara ditanam di dalam tanah pada median jalan, tepatnya di ujung utara Jalan Medan Merdeka Barat (di dekat Jalan Majapahit). Pemasangan extensometer tidak menggunakan badan jalan sebagai area kerja agar kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan tetap terjaga.
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.