Satria menjelaskan, penutupan toko adalah langkah terakhir, Sebelumnya ada beberapa tahapan yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan gerai. Mulai dari penyegaran kondisi toko hingga jemput bola mendatangi konsumen.
“Banyak yang minta ke saya langsung, yang di Depok jangan tutup, yang di Buah Batu Bandung jangan tutup, karena dekat rumah katanya. Lalu ada juga konsumen di Padang meminta Transmart di wilayah itu jangan ditutup, karena selain ada ritel ada juga fasilitas bermain untuk anak,” tutur Satria.
“Enggak kok. Yang kita tutup itu yang sudah tidak bisa diperjuangkan lagi. Sebelum tutup kita sudah melakukan beberapa fase. Penyegaran, developing, teman-teman sampai jemput konsumen dorong-dorong troli keluar toko, ke rumah-rumah sekitar toko,” sambungnya.
Saat ditanya alasan Transmart sepi pengunjung karena harganya lebih mahal dari masih menjadi Carrefour dulu, Satria menjawab keduanya tidak bisa dibandingkan.
“Transmart sekarang telah melakukan serangkaian perjalanan yang cukup panjang sejak Carrefour lalu menjadi Transmart,” ujar Satria.
Baca Juga: Selain Tutup JD.ID di Indonesia, Ternyata JD.com Juga Setop Usaha di Thailand
“Ojo dibandingke (jangan dibandingkan-red) antara yang asing dan yang lokal, justru ini movement yang bagus dimana ritel asing jadi milik lokal. Dan semuanya memiliki faktor keunggulannya masing-masing,” tambahnya.
Satria meminta konsumen untuk tidak khawatir dengan penutupan sejumlah gerai Transmart. Ia menjanjikan Transmart akan segera meluncurkan produk baru. Namun Satria tidak menjelaskan secara detil tentang rencana bisnis tersebut.
“Tunggu new reborn dari Transmart. Kita akan menjadi trendsetter dari sebuah produk yang ramah lingkungan, bisa menjadi penghemat biaya rumah tangga, tunggu tanggal mainnya," tandasnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.