Al ULA, KOMPAS.TV - Menteri Perdagangan (Mendag) Arab Saudi Majid bin Abdullah Al-Qasabi menilai pertemuan bilateral Arab Saudi-Indonesia di Al Ula pada Minggu (22/1/2023) sebagai pertemuan bersejarah.
Lantaran, untuk pertama kalinya Kerajaan Arab Saudi menjamu pejabat setingkat menteri di Al Ula. Yakni Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan. Hal ini sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja hubungan perdagangan sebelumnya.
"Ini pertemuan bersejarah yang sangat penting untuk Arab Saudi dan Indonesia. Untuk pertama kalinya kami menjamu pejabat setingkat menteri di Al Ula. Ini sesuai dengan harapan Pangeran Muhammad Bin Salman (MBS) untuk mengembangkan wilayah Al Ula menjadi daerah pariwisata," ujar Majid Al-Qasabi seperti dikutip dari Antara.
"Ini tamu spesial, sebagai penghormatan dan rasa bahagia atas kedatangan saudara dan sahabat, saya akan menyetir sendiri ke Al Ula," ujarnya.
Bersama rombongan kementerian masing-masing negara, keduanya bertolak dari Madinah menuju Al Ula untuk melaksanakan pertemuan bilateral yang membahas masa depan kerjasama perdagangan kedua negara.
Baca Juga: Jokowi Pusing Harga Beras Naik, Mendag dan Bulog Masih Kisruh soal Impor
Al Ula adalah kota bagian dari Provinsi Madinah, Arab Saudi, dan merupakan jalur perdagangan kuno yang menghubungkan negeri Arab hingga ke Syam, saat ini mencakup Syiria, Palestina, Yordania hingga Lebanon.
Mendag Majid Al-Qasabi menyetir sendiri menuju wilayah perbukitan berbatu itu sambil berbincang akrab bersama Zulkifli.
Setibanya di Al Ula, rombongan diajak Mendag Saudi untuk melihat-lihat Al Ula sebelum menuju lokasi pertemuan.
Al Ula adalah nama sebuah kota di Arab Saudi yang terletak 300 km di sebelah utara Madinah, 4 jam dari Masjid Nabawi. Dulunya, Al Ula adalah ibu kota Lihyanites Kuno (Dedanites).
Di kota ini terdapat Mada'in Saleh yaitu situs arkeologi yang dibangun lebih dari 2.000 tahun lalu oleh orang-orang Nabatean, dan diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Baca Juga: Zulkifli Hasan Meragukan Pernyataan Menteri Pertanian soal Surplus Beras 7 Juta Ton
Pertemuan bilateral dengan Mendag Arab Saudi yang membicarakan peningkatan hubungan dagang Indonesia dengan Arab Saudi di Al Ula berlangsung sekitar tiga jam.
Dalam pertemuan penting dan bersejarah tersebut, masing-masing pihak menegaskan komitmen untuk meningkatkan kerjasama perdagangan.
"Sesuai perintah Pangeran MBS, hubungan dagang dengan Indonesia perlu ditingkatkan. Kedekatan Saudi dengan Indonesia adalah modal penting yang harus berimplikasi pada keuntungan ekonomi kedua negara," ujar Majid Al-Qasabi.
"Selama ini kami cukup malu kerjasama dengan Indonesia belum maksimal. Akan kami perbaiki ke depan," ujarnya.
Senada dengan pernyataan Mendag Saudi, Zulkifli juga menegaskan keinginan pemerintah Indonesia untuk semakin memperkuat kerjasama dagang kedua negara.
Pada tahun 2022, neraca perdagangan RI-Saudi mencapai 7 miliar dolar AS, masih defisit 3 miliar dolar AS. Tetapi jika dikurangi sektor minyak dan gas, neraca perdagangan RI-Saudi surplus 1 miliar dolar AS.
Baca Juga: Resmi, Indonesia Kembali Terima Kunjungan Wisman China, Bali Jadi Tujuan Favorit
Menurut Zulkifli, saat ini komitmen dan harapan pemerintah Indonesia adalah memperkuat aspek ekspor. Di samping itu, Indonesia juga ingin menjadikan Arab Saudi sebagai salah satu pasar utama produk-produk dari industri dan UMKM Indonesia, di antaranya dengan membangun pusat ritel modern di Saudi.
"Dengan adanya gerai modern di Arab Saudi, maka upaya pelaku UKM untuk memasarkan produknya akan semakin mudah. Ini tentunya akan mendorong kinerja ekspor nasional," ujar Zulkifli.
Arab Saudi menempati posisi kedelapan sebagai negara tujuan ekspor produk makanan olahan Indonesia antara lain tuna kaleng, mi instan, saus sambal, kecap, serta biskuit dan wafer.
Selain itu, Indonesia juga sedang mempersiapkan diri sebagai Pusat Perdagangan Produk Halal Dunia di 2024.
"Saya melihat bahwa perdagangan dari kedua negara dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Berbagai produk yang diperlukan oleh Arab Saudi, seperti alas kaki, pakaian, farmasi, jasa konstruksi, makanan olahan, kertas, plywood, dan produk konsumsi harian lainnya masih dapat ditingkatkan perdagangannya," tuturnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.