JAKARTA, KOMPAS.TV - Bentrokan pekerja yang terjadi di PT Gunbuster Nickel Industri Kab Morowali, Sulawesi Tenggara berakhir dengan tewasnya dua pekerja. Dikutip dari laman resminya, PT GNI merupakan perusahaan yang memproduksi produk ferronickel, yang kemudian diolah menjadi besi stainless yang digunakan untuk produksi stainless dan industri besi nickel alloy.
"Kami menghasilkan 10-12% Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitas produksi pertahun 2,000,000 metrik ton," tulis PT GNI dikutip Selasa (17/1/2023).
"Kami menyuplai langsung produk kami kepada konsumen yang kemudian diolah lagi menjadi produk yang dapat digunakan sehari-hari," ujarnya.
PT GNI berdiri sejak 2019 dan mengklaim menerapkan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Yakni teknologi dengan mengembangkan 25 jalur produksi dan menghasilkan 1,9 juta Nickel Pig Iron (NPI) per tahun.
PT GNI disebut memiliki sekitar 11.000 tenaga kerja lokal dan 1.300 tenaga kerja asing (TKA). Hal itu diungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit usai dipanggil Presiden Jokowi ke Istana Negara.
Baca Juga: Soal Kisruh PT GNI, Mahfud MD: Pemerintah akan Jamin Hak-Hak Pekerja
"Di sana, saat ini, pekerja kurang lebih 1.300 TKA dengan kemampuan dan ada 11.000 TKI," kata Listyo dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta pada Senin (16/1).
Jumlah itu akan terus bertambah hingga 30.000 karyawan, seiring dengan rencana pengembangan usaha.
Ternyata, smelter atau pabrik pengolahan PT GNI pernah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Desember 2021. Tepatnya smelter yang berada di kawasan industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dalam acara peresmian, Jokowi menekankan pentingnya penghentian ekspor bahan mentah dan hilirisasi untuk nilai tambah ekonomi.
"Akhirnya yang kita dapat adalah industri dalam negeri berkembang sangat cepat, karena memang tidak ada pilihan. Yang mengambil, membeli bahan mentah kita sudah tidak bisa lagi, artinya mau tidak mau harus mendirikan industri di tanah air," kata Jokowi saat itu, dikutip dari Kompas.com, Selasa (17/1/2023).
Baca Juga: Kapolri Sebut Bentrok PT GNI Dipicu Ajakan Mogok Kerja dan Isu Provokasi TKA Pukul TKI
Jokowi mengungkapkan, peresmian smelter ini akan menghasilkan fero nikel dengan kapasitas 1,8 juta ton per tahun, dan akan berbeda jika tetap melakukan ekspor bahan mentah.
"Saya sangat menghargai dan mengapresiasi pembangunan Smelter oleh PT Gunbuster Nickel Industri, karena akan memberikan nilai tambah yang tidak sedikit dari biji nikel diolah menjadi fero nikel, nilai tambah naik menjadi 14 kali," tuturnya.
"Jika biji nikel diolah jadi filet stainless steel akan menjadi 19 kali lipat. Ini sebuah nilai yang tidak sedikit," ujarnya.
Menurut Jokowi, hal ini adalah sebuah lompatan yang sangat besar. Jokowi mengingatkan kepada investor jika ingin membangun industri segera dilakukan, karena dirinya hanya memberikan kesempatan selama satu tahun.
Baca Juga: Ini Tuntutan Pekerja yang Jadi Sorotan hingga Timbul Aksi Mogok Lalu Berujung Bentrok di PT GNI
Dalam kesempatan itu juga, ia mengingatkan kepada gubernur dan bupati untuk menjaga iklim investasi agar tetap kondusif. Dengan demikian, nilai tambah dengan hadirnya investasi seperti ini akan terlihat.
"Kita akan dapat pajak, lapangan pekerjaan, devisa meningkat. Investor bisa tenang kerja, bukan bahan mentah lagi yang kita kirim, direktur tadi bilang dengan kehadiran industri ini bisa menyerap tenaga kerja sampai 27.000 orang," ujarnya
Sumber : Kompas TV, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.