"Dampak dari penghentian sementara pekerjaan pemasangan rel, kita mitigasi dengan mempercepat pemasangan rel ballasted dengan menggunakan peralatan manual. Pekerjaan menyisakan tiga kilometer jalur ganda," kata Dwiyana dalam video yang dikirim kepada KOMPAS.TV, Rabu (21/12).
Baca Juga: RK Soal Opsi "Suntik Mati" Agro Parahyangan: Dahulukan Proyek Baru dan yang Cepat
"Untuk pekerjaan lainnya seperti auxiliary building, stasiun, OCS dan pekerjaan konstruksi lainnya masih dilanjutkan," tambahnya.
Sedangkan untuk pemasangan rel selanjutnya sampai Stasiun Halim, akan lebih banyak untuk pemasangan rel tanpa batu ballast (ballastless).
Pekerjaan pemasangan rel ini akan menggunakan mesin pemasangan rel tanpa ballast yang berada di Depo Tegalluar dengan kapasitas sepanjang 5 kilometer per hari.
Sementara itu, mesin pemasangan rel (ballasted) yang berwarna kuning Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Kini tersisa lokomotif kerja, yang evakuasinya masih menunggu temporary rel atau rel sementara, yang akan digunakan untuk mengevakuasi lokomotif tersebut ke Depo Tegalluar.
Baca Juga: Catat! Tak Ada Penambahan Jadwal KRL Saat Nataru, Perhatikan Jadwal Perjalanan
"Proses evakuasi lokomotif akan menggunakan jalur kereta yang ada menuju Depo Tegalluar. Evakuasi akan dilakukan setelah pekerjaan rel sementara untuk proses evakuasi selesai," ucap Dwiyana.
Seperti diketahui, kecelakaan yang terjadi pada Minggu (18/12) lalu melibatkan lokomotif kereta kerja yang keluar jalur dan menabrak mesin pemasangan rel.
"Kecelakaan kereta kerja ini tidak mempengaruhi progress konstruksi dan kualitas sarana prasarana yang digunakan dalam pengoperasian kereta cepat," sebut dia.
Sumber : Kompas TV, Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.