JAKARTA, KOMPAS.TV – Pemerintah belum dapat mengatasi tingginya harga kedelai karena keterlambatan masuknya kedelai impor yang harusnya sudah ada pada Desember ini.
Penjelasan itu disampaikan oleh Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, usai mengikuti rapat terbatas terkait persiapan Natal dan tahun baru di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (19/12/2022).
“Kedelai ini belum teratasi, karena harusnya impor masuk Desember di bulog tapi terlambat karena ada satu urusan izin yang belum selesai,” tuturnya, dikutip dari laporan jurnalis Kompas TV, Cindy Permadi.
Zulkifli berharap pada Januari mendatang urusan izin impor kedelai tersebut sudah dapat diselesaikan, sehingga harga kedelai dapat diturunkan.
Baca Juga: Sumbang Inflasi November, Harga Tempe Naik karena Stok Kedelai Tipis dan Impornya Turun
“Mudah-mudahan Januari nanti bisa selesai, sehingga kedelai itu bisa menjadi harganya Rp10.500 paling mahal Rp11.000.”
“Jadi, kalau itu selesai maka harga insyaallah semuanya aman dan lancar,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Zulkifli juga menjelaskan mengenai kesediaan kebutuhan pokok dan harga inflasi yang terkendali, yakni dari 5,7 persen per Oktober 2022 menjadi 5,4 persen pada saat ini.
“Itu buktinya BPS, bukan kata saya, terutama tentang volatile food itu 3,3 persen.”
“Cuma memang Desember ini ada beberapa yang kami waspadai karena permintaannya naik, misalnya telur,” kata Zulkifli.
Saat ini, lanjut dia, permintaan telur di pasaran meningkat karena menjelang Natal dan banyak orang yang membuat kue.
“Kan banyak orang yang bikin kue. Permintaannya naik, sehingga harganya yang harusnya Rp27.000 sampai Rp29.000 sekarang sudah Rp31.000,” tuturnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya bersama Mendagri dan kementerian lain melakukan rapat dengan pemerintah daerah.
Jika kenaikan harga telur sudah lebih dari 5 persen, kata Zulkifli, biaya transportasinya akan dibantu oleh pemerintah.
“Agar harganya tidak lebih dari 31 atau 32 ribu itu. Jadi transport kalau ambil dari Jawa atau Kalimantan ongkosnya ditanggung.”
Mengenai harga ayam, Zulkifli menyebut masih stabil, tetapi harga beras justru mulai naik.
“Nah kemudian yang naik itu beras, beras sudah masuk kemarin Rp200 ribu, langsung operasi pasar, dari Bulog dijamin harga Rp9.450, di mana pun ada terus barangnya.”
Baca Juga: Harga Ayam, Telur dan Beras Melonjak Naik Menjelang Nataru
Selain beras, Zulkifli menyebut kenaikan harga juga terjadi pada sayur mayur, karena kebutuhan sayur meningkat menjelang Natal dan tahun baru.
“Yang terakhir, sayur mayur, karena kebutuhan sayur meningkat Nataru, maka harganya juga naik. Tapi ini musiman, ini risiko naik kira-kira 5 persen, tidak apa apa.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.