JAKARTA, KOMPAS.TV- Pendiri startup Ruangguru, Belva Devara dan Iman Usman membuat pernyataan bersama terkait PHK yang dilakukan Ruangguru. Mereka berdalih salah satu penyebab PHK adalah rekrutmen besar-besaran pada awal pandemi Covid-19 di tahun 2020 yang diikuti situasi ekonomi global yang memburuk secara drastis.
Belva dan Iman mengatakan, PHK karyawan adalah keputusan terberat yang harus diambil.
"Kami meminta maaf atas kegagalan kami dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi ekonomi yang berkembang cepat," pernyataan bersama Belva dan Iman yang diunggah ke akun instagram dua pendiri Ruang Guru itu dikutip Senin (21/11/2022).
"Di awal pandemi, layanan Ruangguru mengalami peningkatan permintaan yang besar yang berujung pada rekrutmen yang terlalu banyak dan terlalu cepat dalam dua tahun terakhir."
Setelah rekrutmen besar-besaran, ternyata situasi ekonomi global belakangan ini memburuk secara drastis dan berada pada titik terendah dalam puluhan tahun terakhir. Terlihat dari tingginya angka inflasi dan kenaikan suku bunga yang membuat iklim investasi dunia memburuk secara signifikan.
"Hal ini berdampak luas kepada komunitas startup teknologi global, termasuk kami di Ruangguru," ujar mereka.
Keduanya menjamin karyawan Ruangguru yang terdampak PHK memperoleh pesangon, penghargaan masa kerja dan penggantian hak sesuai UU, perpanjangan asuransi dan gaji bulan terakhir bekerja juga dibayarkan penuh.
"Kami pun mengalokasikan tim rekruter Ruangguru khusus untuk memberikan dukungan pencarian perkerjaan, konsultasi psikologis, dan akses kelas pengembangan karir jika dibutuhkan," kata keduanya.
"Kami mengerti bahwa banyak perasaan marah, sedih, dan kecewa atas hal ini maupun terhadap kami secara personal, dan untuk hal tersebut, kami terima dan kami meminta maaf," sambung mereka.
Untuk kelangsungan bisnis Ruangguru, perusahaan fokus pada hybrid learning dan pembukaan 100+ learning centers di Indonesia.
Sebelumnnya, peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda menyatakan model bisnis startup dan perusahaan teknologi saat ini memang masih strategi bakar uang. Walaupun belum menghasilkan keuntungan dan terus merugi, investor tetap membiayai startup dengan harapan perusahaan itu akan berkembang dan maju di masa depan.
Namun dengan tekanan kondisi global saat ini, pendanaan investor sudah tak sebesar dulu lagi.
"Ruangguru saja, yang tahun lalu mengumumkan menghasilkan profit, mereka akhirnya pilih PHK. Ya walaupun (profit) karena Program Kartu Prakarya," kata Nailul kepada Kompas TV, Senin (21/11/2022).
Sebagai informasi, Ruangguru adalah salah satu penyedia jasa layanan pelatihan bagi peserta Kartu Prakerja.
Ia menyebutkan, investasi yang masuk ke tech company di RI pada tahun 2021 mencapai Rp144 triliun. Jumlah itu turun tajam di tahun ini. Hingga Juni 2022, investasi yang masuk ke tech company dalam negeri baru Rp36 triliun.
"Investor lagi kekurangan likuiditas. Sehingga mereka benar-benar memilih mau taruh duit di perusahaan mana. Sedangkan gaji karyawan tech company itu gede-gede, itu investor melihatnya sebagai beban," ucap Nailul.
"Sehingga saat harus lakukan efisiensi, PHK karyawan jadi dilakukan," lanjutnya.
Untuk model bisnis tech company yang lama, seperti Gojek dan Tokopedia di awal-awal kemunculannya, mereka masih bisa merugi hingga 10 tahun. Karena saat itu investor melihatnya sebagai bisnis masa depan.
Tapi sekarang, startup diminta punya model bisnis yang maksimal merugi hanya 5 tahun. Memasuki tahun ke-6, mereka sudah harus bisa menghasilkan keuntungan.
"Jadi strategi bakar duitnya enggak boleh lama-lama, diganti jadi strategi yang lebih sustain buat perusahaan," kata Nailul.
Lantas apa yang seharusnya dilakukan pemerintah? Pertama, adalah memastikan semua pekerja yang di PHK mendapat haknya sesuai ketentuan yang berlaku.
Kedua, perusahaan venture capital milik BUMN harus menggenjot pendanaan ke startup lokal.
"Seperti kemarin venture capital milik Telkom menyuntik dana ke beberapa startup. Nah itu harus digalakkan. Agar memancing juga investor swasta untuk tanamkan uangnya. Sehingga terbentuk persepsi jika tech company di Indonesia memang masih layak untuk diinvestasikan," tandas dia.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.