Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Salah Pecat Karyawan, Ini Sederet Kebijakan Kontroversial Elon Musk di Twitter

Kompas.tv - 8 November 2022, 12:39 WIB
salah-pecat-karyawan-ini-sederet-kebijakan-kontroversial-elon-musk-di-twitter
Ilustrasi Twitter. Elon Musk membeli Twitter senilai 44 milar dolar AS atau setara 682 triliun, dan mengaku melakukannya demi menolong kemanusiaan. (Sumber: AP Photo/Godofredo A. Vásquez)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Akuisisi Twitter oleh triliuner Elon Musk terus diwarnai cerita yang membuat masyarakat dunia terheran-heran.

Awalnya, Musk mengejutkan publik dengan menawar Twitter lebih dari Rp650 triliun. Lalu di tengah jalan prosesnya sempat macet dan sampai mau ke pengadilan, karena Musk tiba-tiba membatalkan rencana akuisisi.

Ia menuding Twitter tidak transparan soal jumlah akun bot di platformnya. Tidak terima, Twitter pun mengajukan gugatan ke pengadilan. Kuasa hukum masing-masing pihak juga adu argumen di publik. Drama tersebut lalu redup sejenak, sampai akhirnya ada kabar lagi Elon Musk sudah resmi membeli Twitter.

Konglomerat nyentrik itu lalu melenggang masuk ke kantor Twitter sambil menenteng sebuah wastafel putih, memecat CEO Twitter dan ribuan karyawan lainnya.

Berikut adalah sederet kebijakan kontroversial yang dibuat pendidikan Tesla dan SpaceX itu, sejak mengakuisisi Twitter:

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Akun Centang Biru Twitter Harus Bayar Langganan Rp124.000

1. PHK ribuan pekerja, tapi ada yang salah pecat

Manajemen Twitter dibawah Elon Musk dilaporkan sedang dalam proses mem-PHK 50 persen dari jumlah karyawannya. Jumlah itu sekitar 3.750 pekerja dari total 7.500 pekerja Twitter.

Tapi, kini muncul informasi yang menyebutkan sejumlah karyawan yang dipecat dipanggil lagi oleh perusahaan untuk bekerja. Manajemen memanggil mereka karena dibutuhkan untuk mengembangkan fitur-fitur baru yang diinginkan Musk ada di Twitter.

Mengutip dari Bloomberg, informasi tersebut dilaporkan oleh dua narasumber anonim yang mengetahui masalah ini dan tidak ingin disebutkan identitiasnya.

Informasi tentang kesalahan pemecatan tersebut juga semakin diperkuat dengan cuitan yang diunggah pemilik media teknologi, Platformer, yang bernama Casey Newton di Twitter pribadinya (handle @CaseyNewton).

“Berbagai sumber dan obrolan (komunitas) Twitter Blind saat ini mengatakan bahwa perusahaan mulai menghubungi beberapa orang yang diberhentikan kemarin untuk kembali (ke perusahaan). Whoops!”, tulis Newton.

Baca Juga: Elon Musk Pecat Karyawan Twitter Besar-Besaran, Pendiri Twitter Minta Maaf

2. Pecat 3 Top Eksekutif Twitter

Mereka adalah mantan CEO Parag Agrawal, mantan CFO Ned Segal, dan mantan Chief Legal Officer Vijaya Gadde. Walaupun atas tindakannya itu, Musk harus merogoh sekitar US$121,9 juta (Rp1,9 triliun) untuk membayarkan pesangon ketiganya.

Melansir Forbes, Parag Agrawal mendapat pesangon yang paling besar. Nominalnya mencapai 57,4 juta dollar AS atau setara Rp897 miliar (asumsi kurs Rp15.630 per dolar AS). 

Sementara, eks CFO Ned Segal diperkirakan mendapatkan pesangon 44,5 juta dollar AS alias Rp696 miliar. Lalu, mantan Chief Legal Officer Vijaya Gadde akan mengantongi 20 juta dollar AS (Rp312 miliar).


 

Menurut Musk, ia melakukan PHK massal karena perusahaan mengalami kerugian kurang lebih sebesar 4 juta dollar AS atau sekitar Rp 62,8 miliar setiap hari.

"Mengenai pengurangan karyawan di perusahaan Twitter itu karena perusahaan merugi lebih dari 4 juta dollar AS per hari," ucap dia melalui akun Twitter @elonmusk.

Baca Juga: Elon Musk Pecat 50 Persen Pegawai Twitter, Mengaku Tak Punya Pilihan Lain

Musk menegaskan semua orang yang keluar ditawari pesangon yang lebih banyak dari aturan di AS.

Namun, banyak karyawan Twitter yang akhirnya mengajukan gugatan class action terhadap perusahaan di pengadilan federal San Fransisco. Mereka berargumen keputusan PHK Twitter melanggar US Worker Adjustment and Retraining Notification (WARN) Act.

Dalam aturan itu tertulis, perusahaan yang memiliki 100 karyawan atau lebih wajib memberi tahu karyawannya tentang PHK massal 60 hari sebelumnya. Sedangkan yang dilakukan Musk sangat mendadak dan hanya lewat email.

3. Biaya langganan akun centang biru

Pada Minggu (6/11), aplikasi Twitter di perangkat iOS mulai memberikan informasi "mendaftar sekarang" senilai 7,99 dolar Amerika Serikat. Atau sekitar
Rp124.000 (kurs Rp15.600).

"Mendaftar sekarang untuk mendapatkan tanda centang biru seperti selebriti, perusahaan dan politikus yang sudah Anda ikuti," tulis Twitter dalam keterangan di aplikasi.

Baca Juga: Elon Musk Usul Akun Centang Biru Twitter Bayar Rp120.000 per bulan, Ini Alasannya

Mengutip dari Antara, Senin (7/11/2022), aplikasi Twitter di iOS juga menginformasikan, jika akun terverifikasi akan melihat lebih sedikit iklan, durasi unggahan video lebih panjang dan mendapat prioritas untuk konten berkualitas.

Biaya berlangganan untuk akun terverifikasi berlaku untuk pengguna di Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru dan Inggris Raya. Twitter dan perwakilan Elon Musk, pemilik baru Twitter, belum memberikan komentar atas itu itu.

Musk mengumumkan rencana biaya langganan untuk akun terverifikasi melalui akun Twitter miliknya.

"Segera setelah kami bisa mengonfirmasi layanan itu berjalan dengan baik di sejumlah negara dan kami sudah menyelesaikan penerjemahan, layanan itu akan tersedia untuk seluruh dunia," cuit Musk.

Musk juga mencuit Twitter akan bisa memuat lebih banyak kata dan lebih banyak monetisasi untuk konten.




Sumber :




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x