JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak menteri hingga kepala daerah se Indonesia untuk kompak dan harus bersatu menghadapi ancaman inflasi.
Pasalnya, menurut Kepala Negara, inflasi kini tengah menjadi momok semua negara.
"Momok pertama semua negara saat ini inflasi. Inflasi semua negara yang biasanya hanya 1 sekarang 8, lebih dari 10 dan bahkan ada lebih dari 80 persen, ada 5 negara," kata Jokowi dalam arahannya kepada seluruh menteri/kepala lembaga, kepala daerah, pangdam dan kapolda, di JCC, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022) yang juga dipantau KOMPAS.TV secara daring.
"Oleh sebab itu, kita harus kompak dan bersatu (menangani inflasi) dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, sampai ke bawah, dan semua kementerian lembaga."
Jokowi pun ingin semuanya gotong royong menyelesaikan masalah tersebut seperti saat menghadapi pandemi Covid-19.
"Kalau Covid bisa bersama-sama urusan inflasi juga harus bersama-sama, setuju?" ujarnya.
"Setuju," kata para hadirin di acara tersebut sambil bertepuk tangan.
Lebih lanjut, Kepala Negara menjelaskan, di negara lain urusan inflasi adalah urusan bank sentral, caranya menaikkan interest rate sekian basis poin sehingga kredit menjadi landai, uang yang lari ke masyarakat juga melambat harapannya inflasi turun.
"Tapi teori seperti itu sekarang tidak menjamin bahwa itu akan turun, oleh sebba itu di Indonesia bank sentral dan fiskal harus beringan Dan saya senang BI dan kemenkeu berjalan beringan dan rukun tanpa intervensi kewenangan BI," ucapnya.
"Tapi yang lebih penting adalah bukan rem uang beredar tapi menyelesaikan di ujungnya yaitu kenaikan barang dan jasa yang itu menjadi tanggung jawab kita semua."
Baca Juga: Jokowi ke Kepala Derah: Tolong Ajak Masyarakat Berwisata di Dalam Negeri Saja
Presiden Jokowi kembali mengingatkan adanya ancaman dari kondisi dunia yang saat ini penuh dengan ketidakpastian.
"Sudah sering saya sampaikan, tapi terus akan saya sampaikan berulang-ulang, untuk mengingatkan bahwa dunia saat ini penuh dengan ketidak pastian yang tinggi, semua negara sulit," kata Jokowi di Jakarta, Kamis (29/9).
Dia menuturkan saat ini, ekonomi global juga sangat sulit diprediksi dan sulit dikalkulasi oleh siapa pun.
Bahkan, Jokowi menegaskan, tidak ada satu pun yang mengetahui bagaimana arah perekonomian ke depannya.
"Ini saya terus ulang-ulang (disampaikan) supaya kita sadar dan semua punya sense of crisis," tegasnya.
Jokowi menjelaskan dampak krisis pangan yang kini memicu kelaparan akut di puluhan negara, dunia yang kini berada di situasi menyedihkan.
"Setiap hari kita mendengar mengenai krisis pangan, 45 juta orang di dunia di 82 negara menderita kekurangan pangan akut," kata dia.
"Yang betul-betul mengenaskan ada 19.700 orang setiap hari meninggal karena kelaparan."
Baca Juga: Jokowi Sentil Pejabat yang Doyan Plesir ke Luar Negeri saat Krisis: Dipamer-pamerin di Instagram
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.