Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan bahwa saat ini rata-rata harga mnyak goreng Rp13.800 per liter.
Akan tetapi, ia menjelaskan ada daerah-daerah yang masih menjual di atas harga Rp14 ribu karena faktor distribusi.
"Di NTT, Papua, dan Maluku Rp14 ribu yang di kota, kalau yang di gunung-gunung tentu berbeda karena (distribusinya, -red) harus pakai pesawat," ujarnya.
Baca Juga: Kementerian Perdagangan Diminta Turunkan HET Minyak Goreng Curah, Ini Analisisnya
Ia pun menjelaskan alasan kenaikan harga beras yang terjadi saat ini.
"Karena beras ini (harga) gabahnya itu naik, dari Rp4.400 sekarang jadi Rp5.500," ungkap Zulhas.
Ia juga mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan besar berebut untuk membeli gabah dari Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), dan Banten.
"Perusahaan-perusahaan besar tidak beli padi, di Jatim bikin, Jateng bikin, di Banten bikin, jadi rebutan beli gabah," terangnya.
"Gabahnya (seharga) Rp5.500, sehingga harga beras otomatis naik," imbuhnya.
Di sisi lain, ia juga mengatakan bahwa neraca perdagangan Indonesia surplus USD5,76 miliar.
"Kita surplus, perdagangan ya, kita surplus Rp5,76 miliar, sehingga Januari-Agustus mencapai 34,92 miliar USD," jelas dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.