Kerajaan Tayan sudah ada sekitar tahun 1400 hijriah dengan misi utama mengamankan jalur perdagangan. Raja pertama Tayan, Raja Gusti Lekar, menikah dengan putri seorang panglima tokoh Dayak sehingga terbentuk Kerajaan Tayan.
Antam mendukung pelestarian budaya Kerajaan Tayan melalui prosesi penobatan raja pada 2012. Prosesi yang mendatangkan ribuan orang bahkan sejumlah raja nusantara, serta utusan kerajaan luar negeri ini berlangsung meriah.
Setahun kemudian, Antam bekerja sama untuk merevitalisasi istana yang disebut Keraton Tayan. Bangunan yang semula miring, bocor, dan kurang terawat dikelola menjadi salah satu situs budaya.
Serangkaian Program Pemberdayaan Masyarakat
Antam juga melakukan sejumlah program demi memberdayakan masyarakat sekitar tambang. Business Support Senior Manager Antam UBP Bauksit Kalimantan Barat Munadji menjelaskan serangkaian program tersebut.
Sebagai salah satu pionir penanaman jambu kristal, Munadji menjabarkan program ini awalnya hanya diikuti empat orang. Setelah selesai ditambang, area tersebut ditanami tanaman endemik, salah satunya jambu hutan. Saat ini, peserta budidaya jambu bertambah menjadi 160-an orang.
Ada juga kelompok tani Mamalam (Mandiri, Manak, Mangalam) atau “mandiri bersama alam”. Kelompok ini menanam aneka sayur hidroponik dan buah organik. Selain itu, masyarakat juga diberdayakan untuk budidaya ikan ari tawar dan mengelola peternakan sapi. Nantinya, kotoran sapi diolah menjadi pupuk dan biogas.
Pembekalan masyarakat sekitar tambang bertujuan memaksimalkan potensi yang dimiliki Tayan. Dalam menjalankan good mining practices, Antam langsung mereklamasi tanah-tanah bekas tambangnya menggunakan media tanam tandan kosong atau tankos yang terbuat dari limbah sawit.
Selain sebagai media tanam, tankos ini juga sebagai pupuk dari tanaman-tanaman endemik yang ditanam di sini. Sebelum tanah ditambang, Antam menyimpan top soil dari tanah aslinya agar dapat digunakan untuk mereklamasi daerah bekas tambang.
Tanaman yang ditanam di sini merupakan tanaman endemik yang ada di Tayan, seperti jambu monyet dan jambu mete. Keseluruhan tanaman diambil dari nursery yang diberdayakan oleh kelompok tani Mamalam sendiri.
Antam juga mengelola tempat pelestarian budaya Tayan yang disebut Rumah Betang. Rumah Betang adalah rumah khas suku Dayak yang terus dilestarikan di Tayan. Di dalam rumah Betang ini terdapat beberapa bagian yang mempunyai fungsinya masing-masing, seperti tempat berkumpul dan tempat untuk tinggal.
Bahan-bahan yang digunakan di dalam Rumah Betang juga banyak menggunakan bahan dari alam, seperti akar-akaran untuk mengikat bagian dari rumah. Bagian dalam rumah betang dihiasi ornamen-ornamen yang merupakan identitas dari masyarakat Dayak.
Masyarakat sekitar, terutama ibu-ibu, diberi pembekalan untuk menghasilkan kerajinan tangan bernilai ekonomi. Kini, mereka terampil membuat tikar dan keranjang yang dianyam dari dedaunan yang dikeringkan. Program-program ini diharapkan dapat menjadi bekal agar masyarakat lebih mandiri dan terampil.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.