Ia menyebut, kenaikan impor bahan baku/penolong didorong komoditas serealia (HS10) yang naik sebesar 47,29 persen. Lalu, komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85) yang naik 7,16 persen.
Baca Juga: Bos BCA Jual 1 Juta Lembar Saham BBCA untuk Renovasi Rumah dan Investasi
"Kemudian barang dari besi dan baja HS73 naik 43,34 persen," ujar Setianto.
Barang konsumsi juga menyumbang tingginya impor. Walaupun nilainya hanya 1,85 miliar dolar AS, kenaikannya sebesar 12,27 persen dari Juli 2022.
"Komoditas yang mendorong peningkatan impor barang konsumsi adalah buah-buahan yang naik 61,5 persen dan daging hewan 40,56 persen. Kemudian ada impor susu, mentega dan telur yang naik 87,27 persen," tutur Setianto.
Impor Agustus 2022 juga didorong impor barang modal tercatat sebesar 3,54 miliar dollar AS, tumbuh 18,14 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Impor barang modal terutama didorong impor mesin dan peralatan mekanis, serta bagiannya (HS 84) yang naik 17,55 persen. Selanjutnya ada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) yang meningkat 16,33 persen.
Jika dilihat dari negara asal, impor terbesar berasal dari China sebesar 6,57 miliar dollar AS dengan porsi 35,63 persen. Lalu Jepang senilai 1,51 miliar dollar AS dengan porsi 8,17 persen, dan Australia senilai 940 juta dollar AS dengan porsi 5,12 persen.
Baca Juga: Jasa Selebgram Enggak Melulu Dibayar Pakai Uang lho, UMKM Bisa Gunakan Cara Berikut Ini
Meksipun nilai impor pecah rekor, neraca perdagangan masih mencatatkan surplus untuk bulan ke-28 secara berturut-turut.
Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2022 mengalami surplus 5,76 miliar dolar AS. Lantaran nilai ekspor sebesar 27,91 miliar dolar AS dan impor senilai 22,15 miliar dolar AS.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.