JAKARTA, KOMPAS.TV- Digitalisasi telah mengubah banyak hal dalam dunia usaha. Salah satunya soal cara pelaku usaha memasarkan produknya, yang kini banyak mengandalkan kanal digital seperti media sosial (medsos).
Pemilik usaha juga tidak perlu lagi memasarkan produknya secara langsung di akun medsosnya. Tapi bisa bekerja sama dengan influencer seperti selebgram yang memiliki jumlah pengikut atau follower yang banyak.
"Influencer marketing dirasa cukup ampuh untuk mempromosikan suatu produk atau brand dengan biaya yang dibayarkan kepada seorang influencer," kata CEO dan Founder Zeals Asia Tommy Teguh Susetio dalam konferensi pers di Mbloc Market, Jakarta, Jumat (16/9/2022).
Menurut Tommy, influencer tidak melulu dibayar dengan uang. Ia menjelaskan, ada beberapa jenis kerja sama dengan influencer.
Baca Juga: Tips Mengelola Keuangan untuk Menghadapi Inflasi Tinggi
Pertama, common ground. Tommy menyampaikan, common ground bisa dilakukan kalau seorang influencer punya kepentingan atau visi yang sama dengan suatu brand.
"Misalnya, kalau produkmu ramah lingkungan, kamu bisa mencari influencer yang juga peduli dengan lingkungan. Harapannya agar kepentingan bersama tersebut bisa terwujud," ujarnya.
Kedua, brater marketing. Yakni suatu bentuk kerja sama di mana brand memberikan jasa atau produknya secara gratis kepada influencer atau selebgram dengan syarat harus mempromosikan produknya.
Walaupun sekarang jarang sekali influencer yang menyetujuinya, namun ini bisa tetap dilakukan dengan mencari kebutuhan influencer yang bisa disediakan oleh brand tersebut. Sehingga kerja samanya tetap adil bagi kedua belah pihak.
Ketiga, affiliate marketing di mana influencer mengambil komisi dari setiap penjualan yang terjadi melalui dirinya.
Baca Juga: Jokowi Bawa Investasi Rp100 T dari Korsel, Bahlil Tegaskan UMKM Akan 'Kecipratan' Juga
"Namun, affiliate sendiri memiliki berbagai sistem, ada yang tetap membayar jasa promosi + komisi penjualan atau cukup membayar komisi penjualan saja," ucap Tommy.
Bagi pemilik usaha yang ingin menggunakan jasa influencer atau selebgram untuk memasarkan produk, bisa mengontak para influencer secara langsung atau menggunakan jasa perusahaan digital marketing seperti Zeals Asia.
Zeals Asia adalah sebuah perusahaan Integrated Digital Marketing Ecosystem. Salah satu klien Zeals Asia adalah Eiger Adventure.
Namun Tommy menyampaikan, perusahaannya tidak hanya melayani klien besar tapi juga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Seperti kolaborasi yang baru saja dilakukan Zeals Indonesia bersama Ultra, Wise, dan Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI). Penandatanganan kerja sama itu dilakukan pada Jumat kemarin di Mbloc Market Jakarta.
Tommy menerangkan, selama ini UMKM banyak menghadapi kendala dalam mengembangkan bisnisnya. Mulai dari akses permodalan ke bank, pengemasan produk, menjaga standar mutu produk yang dihasilkan, pemasaran, hingga perluasan penjualan.
Baca Juga: Mau Jadi Selebgram,Ketahui Dulu Apa itu Endorse dan Engagement Rate?
Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 yang menghantam Indonesia dalam dua tahun terakhir.
Data survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan bahwa selama pandemi, 94,69 persen usaha mengalami penurunan penjualan.
Berdasarkan skala usaha, penurunan penjualan lebih dari 75 persen dialami oleh 49,01 persen usaha ultra-mikro, 43,3 persen usaha mikro, 40 persen usaha kecil, dan 45,83 persen usaha menengah.
"Terjadinya fenomena Covid-19 pada akhirnya mengharuskan seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan aktivitas secara daring, sementara mengutip dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, mencatat bahwa UMKM di Indonesia masih kesulitan memanfaatkan platform digital seperti media sosial untuk berjualan," jelas Tommy.
Hasil riset beberapa lembaga, lanjutnya, juga menunjukkan bahwa masih banyak UMKM yang memilih berjualan secara offline daripada online. Lantaran adanya beberapa kendala yang UMKM hadapi dalam menjajakan dagangannya secara online.
Kendala utamanya, adalah kurangnya pengetahuan soal penggunaan platform digital.
"Dengan kerja sama ini, kami harapkan UMKM juga bisa ikut bangkit seperti usaha besar. Sesuai dengan tema Presidensi Indonesia di G20 tahun ini, yaitu Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat," sebut Tommy.
Baca Juga: Jokowi: Tidak Boleh Lagi Ada Cerita UMKM Susah Dapat Modal
Nantinya, UMKM yang masuk ekosistem Zeals Asia dan para mitra, akan dibantu memasarkan produknya oleh ribuan affiliate marketing di sejumlah kanal digital, seperti media sosial dan lokapasar atau marketplace.
Kemudian dengan program online to offline, produk UMKM yang dipasarkan secara online juga akan masuk ke pasar-pasar yang bekerja sama dengan AP3MI.
Para UMKM juga bisa memantau langsung hasil pemasaran dan penjualan produknya lewat dashboard yang dapat dipantau secara real-time.
Salah satu contoh produk UMKM yang bisa masuk ke pasar modern adalah Mbloc Market, yang hanya menjual produk UMKM di dalamnya. Tentunya semua produk sudah dikurasi dengan teliti, dan menyesuaikan kebutuhan konsumen.
"Zeals bersama M Bloc, Ultra, Wise, dan AP3MI berkolaborasi untuk membina dan mensejahterakan UMKM di Indonesia dengan menjadi wadah bagi para pelaku UMKM untuk dapat memasarkan produk secara digital, memiliki kesempatan untuk lebih dikenal, hingga mendapatkan revenue yang lebih besar," tutur Tommy.
Baca Juga: Pengamat Sebut Pertumbuhan Ekonomi Era SBY Lebih Tinggi, tapi Infrastruktur 'Menang' Jokowi
"Langkah ini juga membantu peran pemerintah dalam pemulihan ekonomi setelah pandemi dan menjadikan UMKM mampu bersaing di digital marketplace," sambungnya.
Saat ini, telah ada sekitar 800 UMKM dari target 3 juta UMKM yang tergabung dalam ekosistem Zeals Asia.
Mengutip data Kementerian Perekonomian, kontribusi UMKM tercatat mencapai kisaran 61 persen terhadap PDB nasional dan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja.
Di setiap periode krisis, UMKM bahkan menjadi buffer, bersifat resilien, dan bisa pulih dengan baik.
Sumber : KOMPAS TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.