Baca Juga: Akui Uang Pensiunan TNI Masih Rendah, Jokowi: Saya akan Panggil Menkeu, Ajak Hitung-hitungan
"Apa yang dikhawatirkan betul-betul kita lihat dan sekarang ini 320 juta orang di dunia sudah berada pada posisi menderita kelaparan akut dan sebagian sudah kelaparan," jelasnya.
"Ini saya sampaikan apa adanya karena posisi pertumbuhan ekonomi bukan hanya turun tapi anjlok semuanya."
Negara-negara seperti Singapura, kawasan Eropa, Australia hingga Amerika Serikat, lanjut Jokowi, tidak terhindarkan mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi tersebut.
Menurut penjelasannya, Amerika Serikat, yang biasanya hanya mengalami inflasi 1 persen, saat ini inflasinya berada di posisi 9,1 persen.
Dampak inflasi tersebut, tambah Jokowi, membuat harga bahan bakar minyak (BBM) di Amerika Serikat mengalami kenaikan dua kali lipat. Pun begitu di negara-negara Eropa.
Sementara untuk Indonesia, Jokowi mengatakan pemerintah terus berupaya mencegah kondisi 'mengerikan' tersebut.
Adapun caranya yakni dengan menggelontorkan Rp502 triliun untuk mengerem kenaikan harga barang melalui subsidi BBM.
"Inilah yang sekarang dikendalikan pemerintah. Dengan apa? Dengan subsidi, karena begitu harga bensin naik, harga barang otomatis melompat bersama-sama," tandasnya.
Baca Juga: Singgung Harga BBM, Jokowi: Bayangkan kalau Pertalite Naik 100 Persen, Demonya akan Berapa Bulan?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.