Baca Juga: Saham Bukalapak Pernah Sentuh Rp 1.060, Mengapa Sekarang Hanya Rp 268?
Pertumbuhan TPV perusahaan ini didukung oleh peningkatan jumlah transaksi sebesar 24 persen sepanjang 3 bulan kedua di tahun 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Lalu, sebanyak 75 persen TPV Perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
Menurut manajemen, salah satu alasan dari perkembangannya yang signifikan ini ialah keberadaan mitra Bukalapak, sebagai penggerak utama pertumbuhan.
TPV Mitra perusahaan ini pada kuartal II-2022 bertambah sebesar 25 persen menjadi Rp 17,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Lalu lada semester I-2022 tumbuh sebesar 46 persen menjadi Rp 35,0 triliun dari periode yang sama pada tahun lalu.
Baca Juga: Naik Rp121 T dalam Sebulan, Utang Pemerintah Tembus Rp7.123 T Per Juni 2022
"Pertumbuhan mitra ini didukung oleh berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para Mitra. Pada akhir bulan Juni 2022, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 14,2 juta, meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember 2021," ujar manajemen Bukalapak.
Sementara itu, pendapatan Bukalapak pada kuartal II-2022 tumbuh sebesar 105 persen menjadi Rp 903 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan mitra pada kuartal II-2022 juga meningkat sebesar 242 persen menjadi Rp 498 miliar, sedangkan pendapatan Mitra pada semester I-2022 tumbuh sebesar 235 persen dari semester I-2021 menjadi Rp 970 miliar.
"Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan Perseroan menunjukkan peningkatan dari 33 persen pada kuartal II-2021 menjadi 55 persen," ungkap Bukalapak.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.