JAKARTA, KOMPAS.TV- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan Maret 2022 lalu. Hasilnya, jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 adalah sebanyak 26,16 juta orang.
Jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 mencakup 9,54 persen penduduk Indonesia. Angka penduduk miskin pada Maret 2022 itu juga turun dibanding September 2021.
Pada September 2021, ada 26,5 juta penduduk miskin yang merupakan 9,71 persen penduduk Indonesia.
Susenas digelar BPS tiap tahun pada bulan Maret dan September.
"Pemulihan ekonomi yang terjadi pada kuartal I-2022 itu berpengaruh terhadap penurunan kemiskinan. Sejalan, ekonomi membaik, kemiskinan berkurang," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/7/2022).
Baca Juga: Pecah Rekor, Neraca Dagang RI Surplus 26 Bulan Berturut-turut
Dari catatan BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia terus menurun dari titik tertinggi pada September 2020, yakni 27,55 juta orang atau 10,19 persen dari total penduduk.
Namun, tingkat kemiskinan masih belum kembali ke level sebelum pandemi COVID-19. Pada Maret 2019, tingkat kemiskinan berada di 9,41 persen, lalu terus membaik pada September 2019 menjadi 9,22 persen.
Tapi, tingkat kemiskinan kemudian meningkat pada Maret 2020 menjadi 9,78 persen dan melonjak pada September 2020.
"Artinya sudah ada perbaikan, tetapi belum kembali ke kondisi sebelum pandemi," ujar Margo.
Jika dilihat dari lokasinya, di pedesaan dan perkotaan, terdapat tren yang serupa bahwa tingkat kemiskinan sudah menurun dari Maret 2020, saat pandemi Covid-19 mulai merebak. Namun, penurunan tingkat kemiskinan di desa lebih cepat.
Baca Juga: Setelah Bangkrut, Sri Lanka Bisa Jadi Negara Gagal, Ini Penjelasannya
"Tingkat kemiskinan di pedesaan sudah di bawah kondisi pandemi Covid-19," ucapnya.
Pada Maret 2022, tingkat kemiskinan di desa tercatat 12,29 persen, lebih rendah dari September 2021 di 12,53 persen. Capaian tertinggi terjadi pada September 2020 yakni 13,2 persen,.
Kemudian, tingkat kemiskinan di pedesaan pada September 2019 berada di 12,6 persen. Artinya, kondisi pedesaan pada Maret 2022 sudah lebih baik dari tingkat kemiskinan per September 2019.
Sementara tingkat kemiskinan di perkotaan pada Maret 2022 adalah 7,5 persen. Angka itu memang membaik dari titik tertinggi pada Maret 2021 yakni 7,89 persen dan September 2021 di 7,6 persen.
Baca Juga: MS Glow Pilih Rilis Skin Care Berbahan Emas 24 Karat saat Kalah Gugatan Rp37 Miliar
Namun jika dilihat sebelum pandemi, tingkat kemiskinan di perkotaan pada September 2019 atau sebelum pandemi Covid-19 adalah 6,56 persen.
BPS menilai bahwa disparitas kemiskinan di perkotaan dan pedesaan masih tinggi. Namun, kecepatan penurunan kemiskinan di pedesaan lebih baik daripada perkotaan.
"Pemulihan ekonomi yang terjadi pada kuartal I/2022 itu juga berpengaruh terhadap penurunan kemiskinan. Sejalan lah, ekonomi membaik, kemiskinan berkurang," tambahnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.