Salah satu peran penting pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian dan tantangan pangan adalah Satgas Pangan.
Fungsi Satgas Pangan, lanjut dia, sebagai pengawas rantai pasok bahan pangan.
Baik impor maupun pangan yang bersumber di dalam negeri menjadi modal keseriusan pemerintah yang harus didukung.
“Setiap ada sinyal kenaikan harga pangan, akan muncul risiko penimbunan,” katanya.
“Tugas Satgas Pangan sebagai garda terdepan tentu diharapkan bukan saja membongkar praktik penimbunan, tapi juga melakukan upaya pencegahan seperti menghidupkan early warning system (peringatan dini) di titik distribusi yang rawan apabila ada kejanggalan terkait jumlah pasokan maupun harga,” urainya.
Selain impor, hal lain yang tidak kalah penting adalah pengawasan distribusi pupuk.
Menurut dia, indeks harga pupuk di tingkat internasional telah naik 188% dibanding tahun 2021 lalu.
Imbas dari konfik Ukraina-Rusia membuat biaya produksi pupuk melonjak signifikan.
Sementara anggaran subsidi pupuk tahun 2022 sebesar Rp 25 triliun untuk alokasi sekitar 8,87 juta ton hingga 9,55 juta ton.
Baca Juga: Satgas Pangan Polri Pastikan Stok dan Harga Pangan Aman Jelang Lebaran 2022
“Tentu, ketika terjadi keterbatasan anggaran subsidi pupuk, upaya yang bisa dioptimalkan adalah pengawasan distribusi, sehingga penyaluran pupuk subsidi bisa lebih tepat sasaran,” tutur Bhima.
Tentu saja, kata dia, tugas memperkuat Satgas Pangan harus dibarengi dengan berbagai langkah kebijakan lain.
“Seperti menambah alokasi subsidi pangan, hingga penambahan produktivitas lahan dengan bantuan program reforma agraria, pemberian alsintan dan adopsi teknologi,” jelasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.