SAMARINDA, KOMPAS.TV - Beberapa waktu lalu, antrean panjang kendaraan yang ingin mengisi BBM jenis Solar terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur. Antrean panjang terlihat di sejumlah SPBU di Samarinda, yang didominasi kendaraan pribadi dan truk besar.
Namun kini, Menteri ESDM Arifin Tasrif memastikan tidak ada lagi kelangkaan dan antrean panjang kendaraan, yang akan mengisi BBM di SPBU di Samarinda dan kota-kota lainnya.
Hal itu ia sampaikan saat mengecek pasokan BBM di 5 SPBU di Samarinda, Kaltim. Dalam kegiatan itu Arifin didampingi Dirut Pertamina Nicke Widyawati.
"Kita lakukan sidak di 5 SPBU di sekitar Kota Samarinda, tujuannya untuk melihat ketersediaan BBM di Samarinda yang beberapa waktu lalu terjadi antrean. Namun, hari ini saat kita lakukan sidak, hasil yang kita temukan antrean sudah berkurang dan sudah lebih tertib," kata Arifin seperti dikutip dari Antara, Kamis (7/4/2022).
Baca Juga: Tarif PPN Layanan BCA Juga Ikut Naik 11 Persen, Cek di Sini
"Mudah-mudahan ke depannya bisa lancar terus, terutama dalam menghadapi Ramadan," katanya.
Ia menegaskan, pemerintah akan terus mengawasi penyaluran BBM bersubsidi. Agar subsidi yang menggunakan uang rakyat juga tepat sasaran untuk rakyat yang membutuhkan.
"Kalau (penyaluran BBM bersubsidi) itu bisa dikontrol, maka dana subsidi bisa dipergunakan untuk pembangunan ekonomi negara kita. Jadi, kita meminta kesadaran semua pihak untuk menggunakan BBM yang memang sesuai dengan peruntukannya," tutur Arifin.
Saat sidak di SPBU Nomor 64.751.17, Jalan Sentosa, Samarinda, Arifin mendapatkan laporan dari seorang sopir truk yang mengatakan adanya kelangkaan di SPBU 61.751.02 di wilayah Loa Janan.
Baca Juga: Harga Pertamax Disebut Moderat, Tak Beratkan Rakyat dan Pertamina Tetap Untung
Arifin pun langsung bergerak melakukan sidak di SPBU tersebut. Namun, setibanya di lokasi tidak ditemukan adanya antrean dan kelangkaan.
Pada kesempatan yang sama, Nicke Widyawati menyatakan pihaknya menjamin stok BBM dan Elpiji 3kg, khususnya untuk Ramadhan dan Idul Fitri. Nicke menyampaikan Pertamina sudah mengantisipasi kenaikan konsumsi masyarakat.
"Kita jaga betul karena ini ada peningkatan konsumsi dan itu sudah kita siapkan, detailkan perencanaannya baik suplai maupun distribusinya. Tadi, kita keliling mendatangi lima SPBU di sekitar Kota Samarinda bersama Pak Menteri ESDM dan tidak melihat adanya antrean dari hari-hari sebelumnya," kata Nicke.
Ia menuturkan, antrean kendaraan yang ingin membeli solar sebelumya karena konsumsi solar sudah melebihi kuota.
Baca Juga: BLT UMKM Cair Lagi Tahun Ini, Rp600.000 Untuk 12 Juta Penerima
Jika sudah melebihi kuota, seharusnya daerah tersebut tidak mendapatkan pasokan solar. Namun Pertamina memberikan kelonggaran.
"Di beberapa wilayah di Kalimantan Timur, kuotanya ada yang mencapai lebih dari 20 persen, over kuota. Kemudian, kita berikan kelonggaran walaupun over kuota kita tetap suplai, itu mulai Maret," kata Nicke.
"Jadi, antrean mungkin terjadi sebelum itu, karena over kuota dan itu barang subsidi. Itu terjadi di semua wilayah di Indonesia," ujarnya.
Baca Juga: Tarif Listrik Mau Naik, Pemerintah Sebut RI Jual Listrik Lebih Murah Dibanding Negara Lain di ASEAN
Nicke menjelaskan, pemerintah sudah membentuk Satuan Tugas BBM yang anggotanya terdiri dari Kementerian ESDM, BPH Migas, dan juga kepolisian untuk menanggulangi terjadinya kelangkaan BBM. Satgas BBM juga akan menindak pihak yang melakukan penimbunan dan penyalahgunaan.
"Karena, kalau ini tidak kita atur, maka beban negara luar biasa dan hak masyarakat, rakyat yang kurang mampu dinikmati oleh pengusaha besar, ini tidak boleh terjadi," ujarnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.