JAKARTA, KOMPAS.TV - Kenaikan harga minyak goreng masih menjadi perbincangan selama beberapa waktu belakang. Sejak akhir tahun, harga minyak goreng mengalami lonjakan, bahkan, di sejumlah daerah, minyak goreng menjadi bahan pokok yang langka.
Padahal, pemerintah sudah menggulirkan sejumlah kebijakan terkait dengan lonjakan harga ini yakni dengan menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni sebesar Rp11.500 per liter untuk minyak goreng curah, Rp13.500 per liter untuk minyak goreng kemasan, dan Rp14.000 untuk minyak goreng kemasan premium.
Tetapi, masih banyak penjual yang mematok harga jual minyak goreng di atas HET mencapai Rp20.000 per liter.
Mengutip Kompas.com, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyebutkan bahwa produksi minyak goreng sebenarnya dikuasai segelintir pemain.
Mereka tak hanya memiliki pabrik minyak goreng, tapi juga menguasai ratusan ribu hektare perkebunan kelapa sawit di atas lahan negara melalui skema HGU.
Baca Juga: Sorotan Berita: Label Halal Baru, Pipa Gas PLTP Dieng Bocor, Meninggal saat Antre Minyak Goreng
Mengutip Kompas.com, berikut ialah daftar konglomerat pemilik usaha minyak goreng menurut Majalah Forbes:
Keluarga Widjaja atau Grup Sinar Mas berada di urutan kedua daftar orang terkaya di Indonesia. Sinar Mas hanya kalah oleh Keluarga Hartono pemilik BCA dan Djarum. Keluarga Widjaja merupakan pemilik bisnis minyak goreng terkaya di Indonesia dengan kekayaan 9,7 miliar dollar AS atau setara Rp139,5 triliun.
Kelompok Widjaja didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja yang meninggal pada Januari 2019 di usia 98 tahun. Salah satu perusahaan penyumbang pendapatan terbesar berasal dari minyak goreng.
Produk minyak goreng terkenalnya adalah Filma. Sebelum pecah kongsi, Eka Tjipta sebelumnya sukses membuat produk minyak goreng Bimoli bersama Sudono Salim dari Grup Salim.
Selain sawit dan minyak goreng, bisnis Sinar Mas yang bergerak di bidang kertas, real estate, jasa keuangan, kesehatan, dan telekomunikasi.
Baca Juga: Seorang Ibu di Berau Meninggal Dunia Saat Mengantre Minyak Goreng
Keluarga Salim menempati posisi ketiga orang terkaya di Indonesia. Pewaris Grup Salim sekaligus putra Sudono Salim, Anthoni Salim, memiliki total kekayaan sebesar 8,5 miliar dollar AS atau setara Rp122,9 triliun yang sebagian besar berasal dari Indofood (5,8 miliar dollar AS).
Grup Salim berada di urutan kedua keluarga terkaya di Indonesia yang memiliki bisnis sawit dan minyak goreng yang dijalankan lewat perusahaannya Indofood Agri Resources Ltd.
Grup Salim juga memiliki perusahaan sawit lainnya yakni PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).
Produk minyak goreng terkenal dari Grup Salim adalah Bimoli, Delima, dan Happy.
Baca Juga: Lelah Tagih Janji Pemerintah, Asosiasi Pedagang Pasar Inisiatif Cari Pasokan Minyak Goreng Sendiri
Bachtiar Karim berada di sepuluh orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih 3,5 miliar dollar AS. Untuk bidang usaha minyak goreng, Bachtiar Karim bertengger di urutan ketiga pengusaha paling kaya di Indonesia.
Bachtiar Karim bersama dengan saudaranya, Burhan dan Bahari, adalah pemilik Grup Musim Mas, salah satu perusahaan sawit terbesar di Indonesia. Pada 2019, penjualan konglomerasi sawit itu mencapai 6,6 miliar dollar AS.
Produk minyak goreng terkenal dari Musim Mas adalah Sanco, Amago, dan Voila.
Baca Juga: Minyak Goreng Masih Saja Langka, Distribusi Langsung ke Pasar Tak Terjadi?
Selain ketiga nama di atas, ada sejumlah nama besar pemilik bisnis minyak goreng dan perkebunan kepala sawit yang masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Beberapa konglomerat tersebut di antaranya Martua Sitorus (Grup Wilmar) dan Sukanto Tanoto grup usaha Royal Golden Eagle International (RGEI) yang dulu dikenal sebagai Raja Garuda Mas yang berbasis di Singapura.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.