"Dari harga Rp 8.500 per kg sekarang sudah lebih dari Rp 11 ribu. Ini ada apa? Masa tidak ada solusi,” ujar Gobel.
Rapat juga untuk mencari solusi tentang kelangkaan dan ketersediaan pangan. Serta masalah pupuk untuk pertanian, strategi pertanian, dan industri pangan.
“Apalagi sebentar lagi masuk Ramadhan dan lebaran. Soal pangan ini juga bisa berdampak pada inflasi, ketenagakerjaan, dan kemiskinan. Selain tentu masalah perut semua orang,” lanjutnya.
Setelah membuka rapat, ia membacakan surat dari menteri perdagangan tentang alasan ketidakhadirannya, yaitu ada acara lain yang tidak bisa dibatalkan namun tidak disebutkan acara apa. Anggota DPR Komisi IV Dedi Mulyadi pun mengusulkan agar rapat ditunda.
Baca Juga: Polisi Buru Penjual Minyak Goreng Palsu
“Kami usul agar rapat ditunda karena tak ada Menteri Perdagangan. Padahal di situ intinya,” ucap Dedi.
Sementara itu, Menteri Perdagangan M Lutfi sejak Kamis pagi terlihat melakukan sidak ke pasar tradisional di Makassar, Sulawesi Selatan. Saat memberikan keterangan kepada para wartawan, ia kembali menebar janji soal minyak goreng.
Ia mengatakan dalam kelangkaan minyak goreng akan kembali normal atau teratasi paling lambat akhir Februari 2022.
“Saya pastikan sepekan ke depan akan kembali normal dan paling lambat akhir Februari ini, semuanya normal kembali,” ucap Lutfi.
Baca Juga: Mendag Memastikan Soal Minyak Goreng Langka Sepekan ke Depan Kembali Normal
“Kita membutuhkan 280 juta liter (Februari ini) dan sampai Selasa kemarin itu sudah dipenuhi sepertiganya, ada 63 juta liter sudah distribusi dan ini sudah berangsur membaik,” lanjutnya.
Ia mengklaim, masalah produksi dan distribusi yang mengakibatkan kelangkaan minyak goreng di pasaran, sudah terselesaikan.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.