Selain Garibaldi Thohir, Arsjad juga menghubungi Pandu Patria Sjahrir yang merupakan direktur di PT Toba Bara Sejahtera Tbk. Pandu merupakan anak dari Kartini Sjahrir, adik Luhut Pandjaitan.
Namun, Arsjad menegaskan ia tidak pernah menghubungi Luhut dan Erick secara langsung terkait pendirian GSI.
Baca Juga: Arsjad Rasyid Jelaskan Alasan GSI yang Bisnis PCR Jadi PT Bukan Yayasan
Setelah bertemu Doni Minardi, Arsjad juga sempat bertemu dengan profesor dari Oxford yang sedang berkunjung ke Indonesia. Dari pertemuan itu, pihaknya mendapatkan penjelasan mengenai pandemi Covid-19 dan tes PCR.
"Lalu kami cek siapa saja yang punya teknologi PCR waktu itu, ada China, AS, Eropa dan lain-lain. Kita akhirnya mencari akses untuk mencari mesin itu (PCR)," ucap Arsjad.
"Kita lalu mikir ini suatu yang akan diberikan. Tapi mau diberikan ke mana? Apa Kemenkes atau mana. Kami mikir waktu itu kalau kita beli sesuatu lalu diberikan, biasanya suka saja hilang, atau tidak jalan lagi atau bagaimana," ucapnya.
Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri, murni untuk melayani keperluan tes PCR bagi masyarakat yang sangat membutuhkan.
Sementara itu, Luhut menyampaikan mengapa ia menempatkan sahamnya di GSI lewat PT bukan lewat yayasan. Yaitu lantaran sumber daya yang ada untuk mendukung program PCR berada di perusahaan tambang miliknya.
Baca Juga: Pemprov DKI: Pembukaan CFD Masih Tunggu Perkembangan Kasus Positif Covid-19
"Kenapa saya tidak menggunakan nama yayasan? Karena memang bantuan yang tersedia berada dari perusahaan. Dan memang tidak ada yang saya sembunyikan di situ," tutur Luhut melalui keterangan yang diunggah pada akun Facebook dan Instagram-nya.
Luhut menegaskan ia tak pernah sedikit pun mengambil keuntungan dari bisnis tersebut. Bahkan, perusahaan PT GSI banyak berperan dalam menyediakan tes PCR gratis untuk membantu masyarakat.
"Saya ingin menegaskan beberapa hal lewat tulisan ini. Pertama, saya tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia," tulisnya.
"Hingga saat ini tidak ada pembagian keuntungan baik dalam bentuk dividen maupun dalam bentuk lain kepada pemegang sahamnya," kata dia lagi.
Namun karena menurutnya informasi sudah simpang siur di masyarakat, ia merasa harus menjelaskannya langsung.
"Namun, saya berkesimpulan harus menjelaskan dengan detail sesuai fakta yang ada dikarenakan ada disinformasi yang efeknya tidak hanya menimbulkan kegaduhan tetapi juga memunculkan ketakutan bagi mereka yang punya niat tulus dan semangat solidaritas tinggi untuk melihat negeri ini bangkit lalu pulih dari pandemi," kata Luhut.
Luhut bilang, keuntungan dari PT GSI banyak digunakan untuk memberikan tes swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu serta tenaga kesehatan, termasuk di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.