BITUNG, KOMPAS.TV – Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Sulawesi Utara tengah melakukan penggantian uang rupiah yang sudah tidak layak pakai dengan yang baru di wilayah terluar Indonesia.
Mengingat, kepastian beredarnya rupiah di wilayah perbatasan akan mempertegas kehadiran negara serta memperlancar kegiatan ekonomi.
Ekspedisi layanan kas keliling Bank Indonesia (BI) akan menyinggahi empat pulau terluar di wilayah Kepulauan Talaud mulai Minggu hingga Jumat (24-29/10/2021). Empat pulau tersebut antara lain tersebar di Pulau Salibabu, Kabaruan, Karakelang, dan Miangas.
Tim terdiri dari belasan karyawan Bank Indonesia (BI) serta 50 anak buah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Kakap 811 milik TNI Angkatan Laut, kapal yang digunakan dalam ekspedisi.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut Arbonas Hutabarat mengatakan, masyarakat dan bank-bank di keempat wilayah dapat menukarkan uang kertas nominal berapa pun dengan yang baru. BI menargetkan nilai yang ditukarkan mencapai Rp 2 miliar-Rp 3 miliar.
”Ini adalah upaya kami untuk menerapkan kebijakan clean money (penyegaran uang),” katanya, dikutip dari Kompas.id, Senin (25/10/2021).
Menurut Arbonas, program kas keliling di pulau-pulau terluar Sulut adalah upaya untuk meningkatkan pemahaman, kecintaan, dan kebanggaan masyarakat akan rupiah di perbatasan utara Indonesia.
Harapannya, masyarakat akan mampu memperlakukan rupiah dengan pantas, misalnya dengan tidak melipat dan meremasnya hingga kusut.
Baca Juga: Viral Pecahan Uang Rp 100.000 Tahun 2021 Berbentuk Koin Dirilis, Bank Indonesia Buka Suara
Masyarakat juga diharapkan mampu memahami peran rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di wilayah RI, baik tunai maupun nontunai.
”Kami ingin masyarakat semakin menyadari bahwa rupiah adalah salah satu alat untuk menjaga kedaulatan negara. Kalau sudah begitu, kita akan semakin bangga dan mampu menjaga rupiah,” kata Arbonas.
Wali Kota Bitung Maurits Mantiri mengatakan, program ini mendapat apresiasi dan dukungan penuh dari Gubernur Sulut Olly Dondokambey.
”Masyarakat perlu terus diberikan wawasan yang luas soal apa arti rupiah. Kami akan selalu mendukung kegiatan ini sebagai bagian yang tak terpisahkan dari program-program pemerintah ke depan,” katanya.
Komandan Pangkalan Utama TNI AL VIII Brigadir Jenderal (Mar) I Wayan Ariwijaya mengatakan, penting baginya untuk memastikan kegiatan perekonomian masyarakat bahari di perbatasan dapat berputar dengan baik. Hal ini dapat dijamin oleh ketersediaan rupiah hingga ke garis terdepan negara.
”Masyarakat adalah bagian dari pertahanan. Kalau perekonomian masyarakat di wilayah terluar kuat, kedaulatan negara kita juga akan terjaga. Karena itu, rupiah harus kuat dan perkasa di negeri sendiri,” kata Wayan.
Sebelumnya, ekspedisi layanan kas keliling ke daerah kepulauan terluar Sulut terakhir digelar pada Oktober 2019. Saat itu, tim BI diantar oleh KRI Sultan Nuku 373 ke tujuh pulau di Sangihe dan Talaud. Namun, program ini tak dapat digelar pada 2020 karena merebaknya pandemi Covid-19.
Adapun, selain penukaran uang, BI Sulut juga akan menggelar sosialisasi tentang peran BI sebagai bank sentral serta digitalisasi keuangan masa kini, seperti kode respons cepat standar Indonesia (QRIS). Meski belum dapat diterapkan di pulau-pulau terluar, metode pembayaran perlu tetap disosialisasikan.
”Di Miangas, misalnya, masih ada kendala infrastruktur IT (teknologi informasi). Jadi, kami akan jelaskan saja dulu (soal digitalisasi pembayaran). Penerapannya bergantung pada kesiapan Telkom,” terang Arbonas.
Baca Juga: Vaksinasi Di Pulau Terluar Indonesia Miangas
Sumber : Kompas TV/Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.