JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan, setidaknya ada tiga manfaat besar yang bisa diperoleh Indonesia sebagai Presidensi G20 pada 2022 mendatang.
Tiga manfaat yang disebut Airlangga mencakup segi ekonomi, pembangunan sosial, maupun manfaat dari segi politik.
Pada aspek ekonomi, kata Arlangga, kunjungan delegasi negara G20 akan dapat meningkatkan konsumsi domestik, peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB), hingga menyerap tenaga kerja.
“Di aspek ekonomi, beberapa manfaat langsung adalah peningkatan konsumsi domestik yang diperkirakan bisa mencapai Rp1,7 triliun rupiah, penambahan PDB hingga Rp7,47 triliun, dan pelibatan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor,” jelas Airlangga dalam Keterangan Pers Bersama mengenai Presidensi Indonesia di G20 Tahun 2022, Selasa (14/09/2021).
Baca Juga: Jadi Presidensi G20, Indonesia Pastikan Pertemuan Terapkan Protokol Kesehatan
Airlangga bahkan menyebut, manfaat ekonomi yang dperoleh Indonesia sebagai tuan rumah G20 nanti diperkirakan lebih besar dibandingkan saat Indonesia menjadi tuan rumah International Monetary Fund (IMF), World Bank Annual Meeting di Nusa Dua, Bali, tahun 2018 lalu.
“Diharapkan secara agregat ini akan beberapa kali 1,5-2 kali daripada efek yang dicapai dalam pertemuan IMF-World Bank di tahun 2018 yang lalu, karena pertemuan ini berjalan sekitar 150 pertemuan selama satu tahun atau selama 12 bulan,” tambahnya.
Pertemuan tersebut, lanjut Airlangga, dapat dijadikan momentum bagi Indonesia untuk menampilkan keberhasilan reformasi struktural berupa dikeluarkannya Undang-Undang Cipta Kerja dan Lembaga Pengelola Investasi (Sovereign Wealth Fund/SWF).
“Tentunya ini akan mendorong confidence dari investor global untuk percepatan pemulihan ekonomi dan mendorong kemitraan global yang saling menguntungkan,” kata Airlangga.
Baca Juga: Indonesia akan Jadi Tuan Rumah G20 untuk Pertama Kali, Ini Agendanya
Sementara aspek pembangunan sosial, Indonesia berpeluang untuk mendorong topik terkait dengan produksi dan distribusi vaksin.
“Kita terus mendorong agar vaksin ini menjadi global public goods dan juga aksesibilitas bagi masyarakat Indonesia dan negara berkembang yang berpendapatan rendah,” jelasnya.
Pertama Kali Indonesia Jadi Presidensi G20
Pada kesempatan yang sama, Airlangga menegaskan, pemerintah Indonesia bersiap untuk menyelenggarakan KTT G20 pada 2022.
Kata dia, tongkat estafet Presidensi G20 akan diserahkan secara resmi oleh Perdana Menteri Italia kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan diselenggarakan di Roma, Italia, tanggal 30-31 Oktober 2021, di Roma.
"Di sana Bapak Presiden (Jokowi) akan menerima secara resmi penyerahan tongkat estafet Presidensi G20 dari PM Italia kepada Presiden Republik Indonesia,” ujar Airlangga.
Presidensi G20 Indonesia secara resmi akan dimulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.
Sejak dibentuk pada 1999 yang lalu, forum ini merupakan kali pertama Indonesia menjadi Presidensi G20.
Dalam presidensi ini, Indonesia akan mengusung tema Recover Together, Recover Stronger atau pulih bersama, bangkit bersama.
Selain Airlangga Hartarto, keterangan pers bersama ini juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD; Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi; Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati; Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate; dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Baca Juga: Indonesia akan Terima Presidensi G20 dari Italia akhir Oktober 2021
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.