JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan skema pengembangan produk turunan olahan porang.
Melalui koordinasi Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Kemenperin menetapkan klaster prioritas pengembangan budi daya umbi-umbian itu.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita menjelaskan ada tiga daerah potensial untuk pengembangan komoditas porang, antara lain Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten; Kabupaten Tabanan, Bali, dan Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
"Proses pengembangan industri pengolahan porang di tiga daerah tersebut rencananya menggunakan Dana Alokasi Khusus tahun 2022," katanya melalui keterangan tertulis, Minggu (22/8/2021).
Ditjen IKMA, lanjut dia, akan menjalin kerja sama dengan Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah dalam menyiapkan proyek percontohan di Kabupaten Madiun.
“Peran Ditjen IKMA yaitu melakukan pendampingan IKM pengolahan porang yang berlokasi di sentra IKM, peningkatan teknologi dan kapasitas produksi melalui program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan, pengembangan produk turunan porang melalui pengembangan inovasi IKM, serta promosi melalui pameran, marketplace, link and match,” kata Reni.
Baca Juga: Wah!! Ternyata Ini Alasan Jokowi Begitu Optimis dengan Komoditas Porang
Tak hanya itu, lanjutnya, Ditjen IKMA berupaya meningkatkan sistem keamanan pangan produk olahan porang yaitu chip dan tepung porang melalui sertifikasi pangan.
Pihaknya juga mendukung pengembangan ekosistem pengolahan porang bersama perguruan tinggi dan praktisi dalam hal pengurangan kandungan oksalat porang agar porang dapat diolah menjadi produk lain yang bernilai jual tinggi.
“Mesin pengering efek rumah kaca tipe dome dan mesin perajang porang sedang diusulkan untuk digunakan di pilot project, agar nanti petani porang memiliki nilai tambah produk sesuai dengan keamanan pangan, dan biaya operasional tetap rendah,” kata Reni.
Baca Juga: Dibanggakan Jokowi Ekspornya Terus Naik, Ketahui Apa itu Porang, Manfaat dan Nilai Bisnis
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut tanaman porang bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat lantaran kadar gulanya sangat rendah.
Bahkan hasil per musim tanam pertamanya pun bisa mencapai Rp40 juta dalam kurun 8 bulan.
Hal itu diungkapan Jokowi saat mengunjungi pabrik pengolahan porang milik PT Asia Prima Konjac di Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur, Kamis (19/8/2021).
Menurutnya, porang akan menjadi makanan masa depan karena rendah kalori, karbon, dan kadar gula. ”Sehingga saya kira ini menjadi makanan sehat ke depan. (Porang) ini juga bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat karena kadar gulanya sangat rendah,” katanya.
Pada kesempatan tersebut Presiden Jokowi juga menyampaikan kepada Menteri Pertanian agar betul-betul serius mengelola komoditas baru berupa porang ini.
”Dan, kita harapkan, kita akan tidak mengekspor porang dalam bentuk mentahan. Namun, seperti tadi kita lihat di sini, (porang) ini sudah setengah jadi, bisa jadi tepung. Dan, insya Allah nanti tahun depan sudah akan menjadi barang jadi, yaitu menjadi beras porang,” ujar Jokowi.
Sejak awal Presiden Jokowi memang menaruh harapan besar terhadap komoditas porang. Pemerintah telah menetapkan porang menjadi salah satu komoditas unggulan baru untuk menopang pangan di Indonesia dan layak ekspor.
Kendati begitu, Jokowi minta jajaran agar porang tidak diekspor dalam bentuk umbian atau mentahan.
"Jangan sampai ekspornya dalam bentuk mentahan atau umbi-umbian, kalau bisa nilai tambah itu ada di dalam negeri," kata Presiden Jokowi.
Baca Juga: Kadar Gula Sangat Rendah, Presiden Jokowi Sebut Porang Bisa Gantikan Beras
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.