Baca Juga: Manfaat Teknologi Virtual Reality, dari Main Game hingga Bantu Tenaga Medis
“Cerita di balik game itu ternyata ada tenaga kerja, artinya berhubungan ekonomi. Artinya orang bisa berpenghidupan. Itu nilainya besar sekali,” kata Luat.
Meski begitu, warga Indonesia masih kalah saing dari produsen luar negeri. Luat mengatakan, perlu ada dukungan pada pembuat game asal Indonesia.
“Jadi, kalau orang lokalnya atau produsen lokal bisa didorong, itu dampaknya bisa semakin besar lagi buat kita,” ujarnya.
Luat menyatakan, pemerintah sudah berusaha membantu agar para pembuat game asal Indonesia bisa bersaing.
Salah satunya, pemerintah telah membangun infrastruktur berupa Palapa Ring atau pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36 ribu kilometer.
Kominfo, kata Luat, juga berusaha menggiatkan literasi internet agar meningkatkan pemahaman industri game dan penggunaan media sosial secara optimal.
Ketiga, pemerintah juga memburu banyak bakat agar dapat menjadi pengembang game masa depan.
“Kami persiapkan inkubasinya mulai dari pendidikan teknisnya dengan menyiapkan beasiswa ke luar negeri bahkan untuk belajar dan diharapkan kembali ke Indonesia sudah siap menerapkannya,” urai Luat.
Baca Juga: Emosi Kalah Main Game Online, Ayah Tega Aniaya Putrinya yang Masih Balita
Pihaknya juga bekerja sama dengan berbagai perusahaan agar tercipta iklim kompetisi yang baik di antara pengembang game.
Harapannya, hal ini dapat memantik perkembangan industri game lokal yang maju. Apalagi, Luat mengatakan, banyak orang Indonesia berbakat dalam membuat game.
“Banyak sekali Indonesia memiliki para desainer game yang terbaik. Namun belum banyak yang bisa menampung. Akhirnya mereka semua memilih bekerja di luar negeri dalam mengembangkan kemampuannya,” ujar Luat.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.