"Dan tidak ada aplikasi super yang dapat melakukan apa yang kami lakukan karena kami memiliki 245 pesawat," tambahnya.
AirAsia kini juga tengah mengintegrasikan e-wallet Big Pay ke dalam aplikasi AirAsia.
Menurut Tony, selain dukungan kekuatan brand dan ratusan armada pesawat, perusahaannya sudah lama berbisnis menggunakan teknologi digital.
Baca Juga: Penumpang Anjlok Saat PPKM Mikro, Garuda Sambut Penggunaan GeNose di Bandara
"Kami perusahaan pertama di Malaysia, saya berani bilang, menggunakan internet untuk menjual produk kami. Orang lupa kami adalah perusahaan digital jauh sebelum Grab, Shopee, Fave, dan Gojek. Kami punya DNA itu di sistem kami," tegasnya.
Namun sejauh ini, belum ada information resmi kapan layanan ride hailing AirAsia akan beroperasi.
Namun, maskapai belum mau memberitahukan kapan layanan ride-hailing resmi beroperasi.
Baca Juga: Nasib Bandara Rp 2,8 Triliun yang Jadi Bengkel Pesawat
Seperti maskapai lainnya, bisnis penerbangan AirAsia sangat terdampak pandemi. Pendapatan maskapai anjlok hingga 92% menjadi 267,4 juta ringgit pada tahun lalu.
Sedangkan kapasitas penumpang merosot 88% dibandingkan tahun lalu.
Kapasitas terendah terjadi Malaysia, Filipina, dan Indonesia, karena penutupan perbatasan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.