Perekonomian berkontraksi pada kecepatan tahunan 29,2% pada bulan April-Juni, ketika pemerintah mengumumkan keadaan darurat dan berusaha untuk memadamkan wabah virus dengan berbagai tindakan pencegahan termasuk mendesak kalangan usaha membiarkan karyawan mereka bekerja dari rumah.
Dengan perjalanan internasional yang hampir macet, Olimpiade Tokyo 2020 mengalami penundaan.
Estimasi sebelumnya dari pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal 3 adalah 21.4% namun ternyata melampaui perkiraan menjadi sebesar 22.9%.
Ekonomi Jepang tumbuh 5.3% per kuartal, melampaui perkiraan sebelumnya yaitu 5% per kuartal.
Sumber pertumbuhan datang dari pembelanjaan korporat dan konsumen, dimana pembelanjaan rumah tangga tumbuh melampaui penjualan eceran yang menunjukkan makin banyak orang berbelanja secara online.
Baca Juga: Menteri BUMN Jajaki Kerja Sama dengan Jepang, dari Teknologi Kesehatan hingga Industri Baterai
Belanja pemerintah juga sedikit lebih tinggi dibanding sebelumnya.
Perdana Menteri Yoshihide Suga mengumumkan paket stimulus tambahan senilai 700 miliar dollar AS hari Selasa (08/12/2020), menambah langkah stimulus sebelumnya senilai 2.2 triliun dollar AS.
Jepang berupaya agar dunia usaha dapat berjalan seperti biasa sambil mendesak rakyatnya untuk menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Namun tingkat penularan Covid-19 melonjak beberapa minggu terakhir, membuat beberapa wilayah mendesak warganya untuk sebisa mungkin tetap di rumah. Di beberapa wilayah, pemerintah setempat meminta restoran dan bar untuk tutup lebih awal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.