JAKARTA, KOMPASTV – Pertamina berencana menghapus BBM jenis Premium dan Pertalite. Rencana penghapusan dua BBM yang memiliki Research Octane Number (RON) di bawah 92 itu dibahas dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara PT Pertamina dan Komisi VII DPR RI pada Senin (31/8/2020).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan saat ini pihaknya masih mencoba mengelola agar masyarakat bisa beralih ke BBM dengan oktan 92 atau Pertamax. Sebab Premium dan Pertalite masih menjadi konsumsi paling besar di masyarakat.
Di sisi lain, Pertamina juga dituntut untuk melakukan penyederhanaan produk BBM mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2019 yang mensyaratkan standar minimal RON 91.
Baca Juga: Premium-Pertalite Akan Dihapus, Wabup Pamekasan: Bukan Waktu yang Tepat
"Oleh karena itu, kami dorong agar konsumen yang mampu beralih ke RON 92, Kami sekarang memiliki Program Langit Biru," ujar Nicke.
Nicke menambahkan selain Indonesia hanya 7 negara yang masih menjual produk gasoline di bawah RON 90 yakni Bangladesh, Colombia, Mesir, Mongolia, Ukraina, Uzbekistan dan China.
Padahal, Indonesia masuk dalam kelompok negara yang memiliki GDP 2.000 hingga 9.000 dolar Amerika Serikat per tahun.
Berdasarkan klasifikasi tersebut, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memasarkan jumlah jenis produk BBM paling banyak yakni 6 jenis produk.
Baca Juga: Pertamina Bakal Sederhanakan BBM, Kapan Premium dan Pertalite Dihapuskan?
Sementara di negara tetangga, seperti Singapura, Australia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam hanya menjual dua jenis BBM dengan RON di atas 90.
"Jadi itu alasan yang paling penting kenapa kita perlu mereview kembali varian BBM ini, karena benchmark 10 negara seperti ini," ujar Nicke.
CEO Subholding Commercial and Trading Pertamina Mas'ud Khamid mengungkapkan, memang terjadi penurunan penjualan produk Premium sejak awal tahun 2019 hingga pertengahan 2020.
"Daily sales Premium di awal 2019 di kisaran 31 ribu hingga 32 ribu kiloliter per day, Pertamax sekitar 10 ribu kilo artinya penjualan Premium tiga kali penjualan Pertamax," ujar Mas'ud.
Baca Juga: Pertamina Rugi Rp 11 Triliun, Ahok Dicibir Netizen Sampai Trending Topik di Media Sosial
Adapun, memasuki Agustus 2020, penjualan premium menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 24 ribu kilo per hari sementara Pertamax meningkat menjadi 11 ribu kilo per hari.
Mas'ud melanjutkan, proyeksi penjualan ke depannya penjualan premium akan semakin menurun volumenya.
"Pada 2024 penjualan volume gasoline sekitar 107 ribu kiloliter per hari. Premium dari 24 ribu kiloliter per hari menjadi 13,8 ribu kiloliter per hari," ujar Mas'ud.
Di kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII DPR RI Paramitha Widya Kusuma mempertanyakan kesiapan kilang Pertamina seandainya jadi melakukan penyederhanaan varian produk BBM.
Baca Juga: Perbedaan Premium dan Pertalite, BBM yang Akan Dihapus Pertamina?
"Terkait penghapusan Premium dan Pertalite, bagaimana nanti kesiapan Kilang Pertamina untuk konfigurasi tersebut," ujar Paramitha.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.