Baca juga:
Di Bukittinggi, Sumatra Barat, seorang warga bernama Widiriyani, 55, mengaku cemas akan risiko terinfeksi varian Omicron yang kini telah teridentifikasi di wilayah itu.
Hal itu membuat Widi kemudian berupaya mencari vaksin booster, mengingat dia menerima vaksin dosis kedua pada Juni 2021.
"Saya sempat tanya ke petugas puskesmas tentang vaksin booster, tapi belum ada karena mereka masih menyelesaikan vaksinasi dosis satu dan dua, sementara di sini banyak masyarakat enggan divaksin," kata Widiriyani kepada BBC News Indonesia.
"Walaupun sudah dua kali vaksin, rasanya dengan usia yang sudah di atas 50 itu daya tahan tidak seperti anak muda," lanjut dia.
Menurut Widi, banyak orang-orang di sekitarnya tidak lagi menggunakan masker saat beraktivitas. Berbagai acara digelar dengan protokol kesehatan yang longgar, tanpa membatasi jumlah orang yang hadir.
Belakangan, dia juga mendengar kabar dari orang-orang sekitarnya yang mengalami demam berbarengan satu keluarga. Namun lantaran tidak dites, tidak diketahui apakah mereka terinfeksi Covid-19 atau bukan. Hal itu menambah kekhawatiran Widi terhadap risiko terinfeksi varian Omicron.
"Saya cuma bisa berusaha semaksimal mungkin pakai masker setiap keluar rumah dan menghindari kerumunan," kata dia.
Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran di Universitas Andalas, Andani Eka Putra, mengatakan mayoritas kasus Omicron yang terdeteksi sejauh ini bergejala ringan dan menjalani isolasi mandiri.
Sampai Minggu (6/2), penyebaran varian Omicron di Sumatra Barat belum menyebabkan tekanan pada fasilitas kesehatan. Tetapi dia mewanti-wanti agar pemerintah daerah segera menggencarkan vaksinasi dan memperketat penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Pasalnya, baru 50% penduduk Sumatra Barat yang telah divaksin lengkap sejauh ini, sehingga apabila infeksi sampai pada kelompok yang belum divaksin dampaknya bisa fatal seperti yang sudah terjadi di berbagai negara, seperti Amerika Serikat.
"Kecemasan kita seperti itu. Fenomena yang terjadi di luar (kematian tinggi pada lansia dengan komorbid) akan berimbas ke kondisi kita di sini, meskipun sampai saat ini itu belum nampak," kata dia.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan memprediksi lonjakan kasus Omicron yang saat ini terjadi di Pulau Jawa akan bergeser ke luar Pulau Jawa dalam tiga hingga empat minggu ke depan.
Varian Omicron kini telah mendominasi 80% penularan di Pulau Jawa, sehingga angka infeksinya diprediksi masih akan meningkat tiga hingga enam kali lipat sampai akhir Februari.
Artikel ini merupakan hasil liputan BBC Indonesia yang ditayangkan juga di Kompas.TV
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.