Varian Omicron kini menyumbang setengah dari infeksi Covid-19 di dunia.
Namun Omicron adalah istilah umum untuk sejumlah garis keturunan yang berkerabat dekat dengan virus corona, SARS-CoV-2. Di antara garis-garis keturunan itu, yang paling umum ialah BA.1.
Sekarang semakin banyak negara, terutama di Asia dan Eropa, melaporkan peningkatan kasus yang didorong oleh BA.2. Di Indonesia pun sudah dideteksi lebih dari 50 kasus varian baru tersebut.
Meskipun BA.2 tampaknya lebih mudah menular daripada varian-varian sebelumnya, belum ada data yang menunjukkan bahwa ia menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Jadi perlukah kita khawatir dengan subvarian yang sedang menyebar ini? Berikut hal-hal yang sudah kita ketahui sejauh ini.
Baca juga:
Ketika virus bermutasi menjadi varian baru, mereka kadang-kadang terpisah atau membentuk cabang baru dalam 'silsilah keluarga' virus, menjadi subvarian. Varian Delta, misalnya, memiliki 200 subvarian.
Hal yang sama terjadi pada Omicron, yang memiliki garis keturunan BA.1, BA.2, BA.3 dan B.1.1.529.
BA.1 menyumbang sebagian besar kasus Omicron saat ini. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir 99% DNA virus yang diserahkan ke basis data global GISAID pada 25 Januari diidentifikasi sebagai sub-varian ini.
Subvarian BA.1 dan BA.2 serupa tapi tak sama. Mereka terpisah sejauh 20 mutasi.
Asal-usul BA.2 belum jelas, tetapi ia pertama kali terdeteksi di Filipina pada November lalu.
Sub-varian Omicron ini sudah terdeteksi di 57 negara, kata WHO. Di beberapa negara, BA.2 menyumbang lebih dari setengah kasus Omicron, imbuh organisasi itu.
Di sebagian tempat, lonjakan kasus BA.2 yang tercatat lebih tajam.
Menurut Statens Serum Institut (SSI) Denmark, infeksi BA.2 meningkat menjadi sekitar setengah dari kasus Covid yang dilaporkan di negara itu pada Januari.
India adalah negara lain tempat BA.2 dengan cepat menggantikan varian Delta dan Omicron BA.1, menurut pakar biologi molekuler Bijaya Dhakal.
Ia sudah menjadi varian dominan di beberapa negara bagian dan kemungkinan besar mendorong gelombang infeksi ketiga di negara itu baru-baru ini.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.