JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf memastikan tak akan ada calon presiden maupun calon wakil presiden dari PBNU pada Pilpres 2024 mendatang.
Hal tersebut ditegaskan Gus Yahya, sapaan akrab Yahya Chlil Staquf, dalam Program Rosi Kompas TV dengan tajuk "Wajah Baru Nahdlatul Ulama", Kamis (20/1/2022).
"Spesifik sekali, saya tidak mau ada capres-cawapres dari PBNU," tegas Gus Yahya.
Alasannya, kata Gus Yahya, karena ia tidak ingin PBNU memfasilitasi pihak-pihak tertentu di dalam kompetisi politik praktis itu.
Alasan lain Gus Yahya menjauhkan PBNU dari kepentingan politik praktis adalah karena belajar dari apa yang telah terjadi pada Pilpres 2019 lalu.
"Karena kita sudah pernah mengalami luka-luka yang luar biasa gara-gara menjadi pihak dalam kompetisi dan belum sembuh hingga hari ini. Kemarin itu, Pilpres 2019, warga NU itu separuh 'kampret' separuh 'cebong'. Ini yang harus disembuhkan kembali," jelasnya.
Alasan-alasan itu yang menjadi pegangan Gus Yahya agar tidak ada PBNU yang menjadi capres atau cawapres. Bahkan, lanjut dia, saat penunjukan pengurus, Gus Yahya telah menekankan kepada calon pengurusnya untuk tidak berpolitik praktis pada Pilpres 2024 mendatang.
"Jadi PBNU diperingatkan sejak awal, kalau dia mau (capres-cawpres - red), ya, jangan jadi pengurus PBNU," tegas Gus Yahya.
Baca Juga: Ketum PBNU Gus Yahya Pernah Marah pada Gus Dur, Begini Ceritanya
Sebelumnya, Kepengurusan PBNU periode 2022-2027 resmi diumumkan ke publik pada Rabu (12/1/2022), di Gedung PBNU, Kramat Raya 164, Jakarta Pusat.
Kepengurusan itu meliputi tiga bagian, yakni Mustasyar (penasihat), Syuriah (pertimbangan) dan Tanfidizyah (Eksekutif).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.