DEN HAAG, KOMPAS.TV – Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan seluruh kabinetnya mengundurkan diri pada Jumat (15/1) sebagai bentuk tanggung jawab politik atas skandal yang melibatkan penyelidikan pembayaran kesejahteraan anak yang secara keliru menyebut ribuan orang tua sebagai penipu.
Dalam pidato yang disiarkan televisi secara nasional, Rutte mengatakan dirinya telah menginformasikan Raja Willem-Alexander atas keputusannya dan berjanji bahwa pemerintahannya akan terus bekerja untuk memberi kompensasi pada para orang tua yang terkena imbasnya secepat mungkin. Ia juga berjanji akan terus memerangi virus corona.
“Kami satu pikiran bahwa jika seluruh sistem ini gagal, kita semua harus bertanggung jawab, dan itu mengarah pada kesimpulan yang baru saja saya tawarkan pada raja, yakni pengunduran diri seluruh kabinet,” terang Rutte seperti dilansir dari Associated Press.
Baca Juga: PM Belanda Perpanjang Lockdown Selama 3 Minggu
Tak lama setelah menyampaikan pernyataannya, Rutte mengendarai sepedanya dan mengayuh menuju istana raja di Den Haag untuk memberi tahu sang raja secara formal. Televisi Belanda menyiarkan adegan saat Rutte memarkir sepedanya di dasar anak tangga menuju istana, dan lalu melangkah masuk istana.
Langkah ini banyak dinilai sebagai simbol bahwa pemerintahan Rutte akan tetap menjabat dalam fungsi menjaga hingga koalisi baru terbentuk setelah pemilu 17 Maret digelar di Belanda.
Pengunduran diri ini mengakhiri masa jabatan Rutte selama satu dekade, meski partainya diperkirakan akan menang dalam pemilu, dan menempatka Rutte di posisi sebagai pembentuk pemerintahan yang baru. Jika ia sukses membentuk koalisi baru, Rutte tampaknya akan kembali menjadi perdana menteri.
Penulis : Vyara Lestari