Kompas TV regional berita daerah

Fasilitas Kesehatan Darurat Covid-19 di Sleman Penuh, Begini Solusinya

Kompas.tv - 20 November 2020, 20:39 WIB
fasilitas-kesehatan-darurat-covid-19-di-sleman-penuh-begini-solusinya
Ilustrasi Pasien Covid-19 di Sleman (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Switzy Sabandar

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Beredar di media sosial perihal surat edaran dari Dinas Kesehatan Sleman yang menyebutkan Asrama Haji dan Rusunawa Gemawang tidak bisa menerima pasien Covid-19 karena sudah penuh. Kedua tempat itu merupakan fasilitas Kesehatan Darurat Covid-19 Tingkat Pertama di Sleman.

Penutupan akses penerimaan pasien Covid-19 di dua tempat itu tertulis selama 10 hari. Berdasarkan Surat Keterangan Nomor 011/9082 tertulis ketentuan itu berlaku mulai 20 sampai 30 November 2020.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo, membenarkan surat edaran yang beredar itu. Menurut Joko, penambahan jumlah pasien Covid-19 di Sleman per hari membuat kapasitas fasilitas kesehatan darurat untuk penanganan Covid-19 di Sleman penuh. Kapasitas Asrama Haji adalah 138 orang dan Rusunawa Gemawang untuk 74 orang.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Kelurahan Gencar Operasi Masker

Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Sleman mengeluarkan surat keterangan itu supaya rumah sakit yang menangani Covid-19 bisa menerima pasien asimtomatik atau non-gejala dan pasien dengan gejala ringan.

Joko menuturkan Keputusan Menteri Kesehatan revisi V mencantumkan pasien dengan gejala ringan atau asimtomatik bisa melakukan karantina mandiri atau dirawat di fasilitas kesehatan darurat di daerah masing-masing. Kemudian, muncul Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 446 yang menyatakan pasien Covid-19 non-gejala dan gejala ringan bisa dirawat di rumah sakit asalkan fasilitasn kesehatan darurat di daerah penuh.

“Kami membuat surat keterangan ini untuk memberi jaminan pasien Covid-19 yang asimtomatik dan gejala ringan bisa dirawat di rumah sakit, dan rumah sakit juga tidak perlu khawatir dengan pembiayaannya karena ditanggung pemerintah pusat,” ujar Joko dalam jumpa pers, Jumat (20/11/2020).

Sampai dengan saat ini, total pasien Covid-19 di Sleman berjumlah 340 orang. Namun, hanya 65 orang yang dirawat di rumah sakit, sedangkan kapasitas rumah sakit untuk penanganan pasien Covid-19 sebanyak 200.

Ia menyebutkan pasien Covid-19 di Sleman didominasi non-gejala mencapai 74 persen dan pasien dengan gejala ringan 16 persen.

Baca Juga: Bersyukur Bisa Sembuh, Elvy Sukaesih Masih Dihantui Trauma Karena Covid-19

Selain mengeluarkan surat keterangan, Dinas Kesehatan Sleman juga sedang berdiskusi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menambah shelter darurat Covid-19. Rencananya, menggunakan bangunan milik Kementerian Dalam Negeri di Kalasan Sleman.

“Kami juga sudah merencanakan untuk rekrutmen tenaganya karena walaupun sudah ada tempatnya untuk shelter darurat Covid-19 tetapi tenaga masih kurang,” ucap Joko.

Solusi ketiga yang ditawarkan untuk mengatasi kekurangan tempat karantina untuk pasien Covid-19 di Sleman adalah mendorong Pemda DIY untuk membuka fasilitas kesehatan darurat Covid-19.

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x